posbekasi.com

Cerita Dibalik Penunggu Danau Cibereum Minta Korban Malam Jumat Kliwon

Seorang warga tengah mencari ikan dengan cara menjaring pada Sabtu (24/8/2019) pagi. [Posbekasi.com/BSH]

POSBEKASI.COM | KABUPATEN BEKASI – Siapa sangka dibalik keindahan Danau Cibereum Tambun menyimpan cerita legenda dari sang Nenek yang tidak diketahui namanya.

Cerita ini diungkap Posbekasi.com saat menelusuri dua dari lima remaja yang mencari ikan di Danau Cibereum Grand Wisata, Desa Lambang Sarui, Tambun Selatan,  Kabupaten Bekasi, Jumat dinihari dan menjadi korban. Jasad keduanya baru ditemukan Tim SAR gabungan menjelang Shalat Jumat (23/8/2019).

Kelima remaja itu, Muhammad Fajar Ikbal (19), dan Asomah (17) korban meninggal dunia setelah tenggelam bersama Muhammad Arham (19), Sayyidi Muhammad Fajar (22), dan Muhammad Ali Jamini (19), berangkat dari Pondok Pesantren di wilayah Pengasinan, Rawalumbu, Bekasi Timur, Kota Bekasi, menumpang jasa mobil online tiba pintu masuk ke area danau sekitar pukul 00:00.

Untuk masuk ke lokasi danau mereka berjalan kaki karena mobil tidak bisa masuk ke area danau. Tiba di gerbang danau persis di sebalah warung milik Angel (33) atau yang biasa disapa Mama Lisa sehari-harinya berdagang makanan mulai dari ketan, tahu,  tempe dan bakwan goreng serta mie instan.

Menurut Mama Lisa, kelimanya menelusuri tepi danau dari belakang warungnya, tiba di belakang warung Emak Lydia (Mama Angel-yang juga berdagang makanan) berjarak sekitar 7 warung dari warungnya, kelima remaja tersebut mulai mencari ikan.

Tiga di antaranya turun ke danau,  Ikbal, Asomah, dan Fajar. Sedangkan Arham, dan Ali, menunggu di tepi danau.

KLIK : Danau Cibeureum Grand Wisata Telan Korban Dua Remaja Mencari Ikan

Belum lama turun ke danau,  suasana malam Jumat Kliwon yang sepi itu semakin hening saat Arham dan Ali yang menunggu di tepi tidak lagi melihat ketiga rekannya kegelapan malam yang hanya bercahaya bulan.

Keduanya sempat memanggil-manggil tiga rekannya, namun tidak ada suara sahutan atau jawaban. Suasana semakin hening, Arham dan Ali terus memanggil sambil menelusuri bibir danau,  persis di bekakang warung Emak Lydia, terdengar suara Fajar minta tolong.

Arham lamgsung terjun ke danau berenang ke arah suara Fajar hingga berhasil menarinya ke tepi danau. Namun, Ikbal dan Asomah yang dipanggil-panggil tidak terdengar suaranya. Kemudian ketiganya memutuskan meminta pertolongan warga sekitar.

Mengetahui ada yang tenggelam warga semakin ramai di tepi danau, namun tidak ada yang berani turun memberi pertolongan malam itu. Hingga akhirnya pencarian dilakukan Tim SAR gabungan yang mendapat laporan dari Polsek Tambun yang dilaporkan warga tentang hilangnya dua orang di danau.

Pemcarian dilakukan sejak pukul 08.00 dan baru berhasil mengevakuasi satu korban, dan 10 menit kemudian berhasil mengevakuasi korban kedua dari tengah danau sebelah utara.

“Daerah yang ditemukan korban memang dalam, warga di sini jarang mencari ikan disebelah utara,” cerita Mama Lisa yang ditemui Posbekasi.com,  Sabtu (24/8/2019) pagi tadi.

Keindahan Danau Cibereum Grand Wisata Tambun menjadi persinggahan komunitas peseda dan menjadi lokasi berselfe ria. Foto diabadikan Sabtu (24/8/2019). [Posbekasi.com/BSH]

Malam Jumat Kliwon

Angel menuturkan, korban sudah beberapa kali datang ke danau mencari ikan malam hari.

Diceritakannya, pada pagi hari pukul 04:00 sebelum korban ditemukan, Emaknya, Mak Lydia sempat bertemu dengan ketiga rekan korban yang meminta tolong warga mereka disuruh datang malam itu oleh seorang nenek saat mencari ikan beberapa waktu lalu.

“Kalau mau banyak dapat ikan, datang malam Jumat Kliwon,” tutur salah seorang rekan korban kepada Mak Lydia.

Atas saran Nenek yang diakui mereka bertemu pada malam mencari ikan sebelumnya di danau itu, kelimanya datang persis pada malam itu merupakan malam Jumat Kliwon seperti yang dikatakan sang nenek.

Hingga peristiwa tersebut terjadi, Angel juga tidak mengetahui persis pertemuan antara korban dengan seorang nenek di danau yang menyuruh mereka datang mencari ikan malam Jumat Kliwon.

“Dari dulu warga di sini tidak pernah mencari ikan malam Senin dan malam Jumat. Dua malam itu sudah turun temurun tidak pernah dilakukan warga mencari ikan di danau,” ungkap Angel asli warga setempat.

Nenek Penunggu Danau

Lebih lanjut Angel mengatakan dari Enkong Engkong mereka yang  semenjak dia kecil danau tersebut dikenal sangat banyak ikannya.

Bahkan Angel mengaku pernah mendapat dua galon berisi ikan sekali turun ke danau.

“Waktu itu saya masih SD sekitar tahun 1997, pernah sekali turun mencari ikan dapat dua galon ikan keting,” cerita Angel masa kecilnya mencari ikan di danau itu.

Walau di danau itu banyak ikan, namun orang tua mereka secara turun menurun melarang mencari ikan dua malam dalam sepekan.

“Saya gak ngerti, tapi larangan itu dipatuhi semua warga di sini tidak ada yang turun mencari ikan malam Senin dan malam Jumat,” ujarnya.

Diakuinya, dari cerita turun temurun di kampung mereka danau yang dulu rimbun dipenuhi pohon-lohon disekeliling danau ditunggui seorang Nenek.

“Cerita orang-orang tua kami danau itu dijaga seorang Nenek, makanya yang meninggal atau korban di danau semua laki-laki, tidak pernah ada korban perempuan,” jelasnya.

Tak Terawat

Memasuki tahun 2000-an sampai sekarang lokasi danau yang memiliki keindahan itu menjadi salah satu tempat pavorit para komunitas sepeda, hingga warung-warung di tepi danau semakin menjamur dan menjadi peluang bisnis bagi warga sekitar.

Sayangnya, danau yang pernah menjadi ajang Pekan Olah Raga Jawa Barat itu mulai tidak terawat. Sebagian kawasan danau pun sudah menjadi milik pengembang Grand Wisata juga terlihat belum ditata.[BSH/POB]

BEKASI TOP