posbekasi.com

Ini Kronologis Dua Bobotoh Korban Kekerasan di Kanjuruhan

Dua Bobotoh korban kekerasan suporter Arema FC di pertandingan leg kedua babak 16 besar Piala Indonesia, Jumat (22/2/19), di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang.[IST]
POSBEKASI.COM | BANDUNG – Dua orang Bobotoh menjadi korban kekerasan suporter Arema FC atau yang lebih dikenal Aremania, ketika menyaksikan pertandingan leg kedua babak 16 besar Piala Indonesia, Jumat (22/2/19), di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang.

Pertandingan antara Maung Bandung versus Singo Edan ini pun berlangsung sama kuat 2-2, maka itu Persib berhak lolos ke babak 8 besar Piala Indonesia karena unggul produktivitas gol tandang karena di pertemuan pertama di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung, keduanya bermain imbang 1-1.

Tapi naas bagi Bayu dan Fajar, keduanya merupakan Bobotoh asal Karawang. Usai pertandingan, keduanya menjadi sasaran aksi sweeping Aremania di halaman parkir Stadion Kanjuruhan. “Teman saya yang kenal, saya alhamdulillah bisa lolos, kena di tribun barat” kata Fajar.

Beruntung bagi Fajar yang bisa menghindari aksi kekerasan Aremania karena ia berhasil menghindar dan berlari menuju aparat TNI yang tak jauh dari lokasi kejadian. Sedangkan temannya Bayu, digiring Aremania ke salah satu sudut di area barat stadion. Meski akhirnya berhasil ditolong, namun kondisi Bayu sudah babak belur dihajar Aremania. Bayu pun akhirnya ditolong oleh tenaga medis yang ada di stadion.

Kronologis kejadian

Fajar Gaung Ramdhan menuturkan kepada VikingPersib.co.id bagaimana ia bersama temannya Bayu menjadi sasaran amuk Aremania di Stadion Kanjuruhan usai laga Persib versus Arema berlangsung.

Fajar sengaja pergi dari Karawang untuk menyaksikan tim kebanggaannya tampil di Malang, sedangkan Bayu merupakan salah satu mahasiswa asal Karawang yang sedang menimba ilmu di salah satu universitas di kota apel.

“Setelah pertandingan, bagitu kami keluar langsung duduk di tempat parkir. Lalu ada yang mendekat kepada kami, dia pura-pura minjem korek api. Kita ditanya pake bahasa Jawa, pas kebeneran saya tidak bisa,” ungkap Fajar.

“Mereka langsung merebut handphone, setelah mereka mendapatkan handphone, teman saya Bayu langsung digiring ke lapang parkir, langsung dipukulin. Saya lolos karena berontak melawan dan langsung lari menuju aparat TNI,” lanjutnya.

KLIK : Ini Syarat Persib Untuk Meminang Beltrame

Korban lalu menceritakan bagaimana ia bisa dicurigai sebagai Bobotoh, tanda-tanda itu sudah terlihat sejak awal kedatangannya ke stadion. “Awalnya ada teman kuliah Bayu ketemu di stadion, dia mendekat dan ngebisikin “hati-hati pulangnya mati Viking anj*ng,” dia bilang seperti itu kata Bayu,” ucap Fajar.

“Tapi itu waktu pas sudah masuk stadion, waktu pas antri pesan tiket, soalnya kami pesan tiket di ticket box Aremania. Pesan disana pakai alamat KTP, salahnya kita pakai KTP temen alamatnya di Tasikmalaya, setelah pengambilan tiket diikuti,” tambahnya.

Lalu kami bertanya mengenai pengamanan di luar stadion kepada Fajar, sehingga ia bisa lolos dari amukan Aremania. “Ketika saya lari kabur ke aparat TNI mereka langsung berhenti mengejar, fokus ke Bayu. Saya laporan ke Polisi namun diam saja, setelah lapor TNI mereka langsung bergegas ke arah Bayu, alhamdulillah masih hidup, masih ketolong,” jelas Fajar.

Trauma Kembali ke Malang

Bayu yang merupakan mahasiswa di salah satu Universitas di Malang kondisinya saat ini masih mengalami trauma. Bayu memutuskan untuk pulang ke Karawang ketimbang melanjutkan studinya di Malang.

“Anak itu (Bayu) kuliah di Malang, sekarang ngebelain balik ke Karawang sebab masih trauma, dia juga ingin keluar dari tempat kostnya di Malang. Sekarang lagi ditenaning sama kami di Karawang, supaya berani lagi ke Malang, karena kan dia kuliah disana. Dia satu kampung sama saya,” ungkap Fajar.

Lanjut Fajar, yang membuat miris dirinya kemarin di stadion adalah kondisi Bayu setelah mengalami tindakan kekerasan dari supporter Aremania. “Aslinya, liat kondisi dia gak tega, tapi ini resiko away gimana lagi. Handpone, sepatu, celana dan baju diambil semua. Pas dilarikan ke pos medis hanya mengenakan celana dalam saja,”

“Jadi bukan klinik, tapi ada seperti pos medis khusus di area stadion, Bayu saya antar kesana dengan ditemani aparat TNI,” tutup Fajar.[persib]

BEKASI TOP