posbekasi.com

Monitoring Penanganan Kusta, Camat Ciksel Terima Kunjungan NLR Indonesia

Pemerintah Kecamatan Cikarang Selatan bersama Puskesmas Sukadami menerima kunjungan Leprastichting atau Netherlands Leprosy Relief (NLR) Indonesia dan Donatur dari The Leprosy Mission Australia (TLMA) dalam rangka kegiatan monitoring dan evaluasi penanganan kusta di wilayah Kabupaten Bekasi, Selasa 30 Mei 2023. [Posbekasi.com /Istimewa]

posBEKASI.com | CIKSEL – Pemerintah Kecamatan Cikarang Selatan (Ciksel) bersama Puskesmas Sukadami menerima kunjungan Leprastichting atau Netherlands Leprosy Relief (NLR) Indonesia dan Donatur dari The Leprosy Mission Australia (TLMA) dalam rangka kegiatan monitoring dan evaluasi penanganan kusta di wilayah Kabupaten Bekasi, Selasa 30 Mei 2023.

Camat Cikarang Selatan,  Muhammad Said mengapresiasi kunjungan rombongan NLR Indonesia bersama donatur dari Australia sebagai suatu wujud kepedulian terhadap isu kesehatan di masyarakat khususnya terhadap penyakit kusta. Sejalan dengan tujuan program Kota Sahabat Kusta (Kotaku) yang menargetkan Kabupaten Bekasi sebagai kota eliminasi kusta (zero kusta) Tahun 2025.

“Tentu kita selaku aparatur pemerintah, mendukung dengan segala keterbukaan dan juga kita berterimakasih kepada tim dari Australia yang sudah jauh-jauh datang ke Cikarang Selatan ini untuk memberikan perhatian dengan urusan-urusan kesehatan khususnya masalah pemberantasan penyakit kusta” ucap Said.

Ia menyampaikan,  pemerintah hadir untuk membantu penderita kusta maupun mantan penderita kusta agar mendapat penanganan yang optimal serta memberi semangat dan edukasi kepada masyarakat lain agar dapat bersosialisasi dan menerima mereka ditengah lingkungan.

“Jadi memang ditemukan ada yang terpapar penyakit kusta tetapi yang harus kita ketahui bersama,  bahwa penyakit kusta ini bukan penyakit yang mudah menular dan bukan penyakit kutukan. Tetapi hanya dari bakteri dan itu sangat memungkinkan untuk diobati dan sembuh. Tadi warga Cikarang Selatan yang pernah mengalami kusta memberikan testimoni sudah melakukan perawatan secara intensif selama dua belas bulan dan Alhamdulillah sudah dinyatakan sembuh,” ungkapnya.

Senada, Kepala Puskesmas Sukadami,  dr. Adi Pranaya mengatakan, kerjasama lintas sektoral ini merupakan kontribusi nyata dalam mengeliminasi kusta agar lebih efektif dan efisien sehingga zero kusta dapat tercapai.

“Peduli kusta saat ini sudah mulai meningkat.  Tidak hanya melibatkan puskesmas serta para kader. Namun seluruh komponen masyarakat mulai dari pelaku usaha seperti CSR PT Kayaba, UKS di sekolah, termasuk program dokter cilik (Dokcil). Sehingga upaya pencegahan dan deteksi dini dapat mengurangi resiko cacat dan penghilangan stigma di masyarakat” jelasnya.

Adi juga menambahkan, kunjungan NLR Indonesia kali ini bertujuan untuk mengevaluasi program yang telah berjalan serta memaparkan sejumlah keberhasilan terkait upaya penanganan kusta saat ini.

“Kami melakukan persiapan untuk kegiatan monitoring ini mulai dari pelatihan, workshop, dan kemarin dilakukan screening kepada 1140 warga yang terdapat di tiga desa yaitu Desa Sukadami, Serang dan juga Ciantra. Dan hari ini kami kembali melakukan pemeriksaan tersebut dibantu oleh rekan dokter yang telah dilatih oleh NLR Indonesia,” ungkapnya

Sementara itu,  Risnawati Valentina selaku Project Coordinators NLR Indonesia mengungkapkan, dengan kegiatan NLR di Kabupaten Bekasi ini diharapkan masyarakat lebih aware atau menyadari serta teredukasi dengan baik seputar penyakit kusta.

“Kegiatannya kita mulai dari pelatihan ke puskesmas-puskesmas, kita juga ada orientasi kader mengenai hal-hal yang harus dilakukan ke masyarakat. Selain itu kita juga menargetkan anak-anak bisa deteksi gini kusta,” ucapnya

Dirinya juga mengimbau agar masyarakat dapat merubah stigma terhadap penderita kusta sehingga berpotensi mengalami masalah mental dengan menyembunyikan gejala yang dimilikinya kemudian menghambat proses pengobatan. Akhirnya menimbulkan disabilitas yang mengganggu masa depannya seperti kehilangan kesempatan kerja dan dikucilkan.

“Masyarakat tak perlu khawatir, jangan dijauhi tetap ditemani saja, karena penyakit tersebut tidak semudah itu ditularkan. Kita perlu berinteraksi berjam-jam sampe akhirnya bisa tertular dan memang yang perlu di lebih di aware kan kepada masyarakat adalah masa inkubasi bakterinya ditubuh kita bisa 2-5 tahun. Selama pasien tersebut rutin minum obat selama 2 minggu kuman itu tidak akan menularkan” jelasnya. [yan]

BEKASI TOP