posbekasi.com

Birokrasi dan Birokrat Kerupuk Melempem

Ilustrasi

POSBEKASI.COM – Oleh: Chryshnanda DL

Birokrasi dibangun secara konseptual sebagai pembagian tugas agar pelayanan kepada publik secara prima dapat diakomodir dan dirasakan signifikan oleh masyarakat. Fakta perkembangan dan perubahan dari yang ideal dengan yang aktual menjad iberbeda bahkan dapat bertentangan.

Birokrat yang mengawaki birokrasi menjadi pemalak dalam memberikan pelayanannya. Lambat laun menjadi habitus baru bagi para birokrat. Core value birokrasi bergeser dari kepuasan publik menjadi kepuasan para ndoronya.

Gaya feodalisme lambat laun kembali dominan dan mendominasi. Gaya hidup para birokrat dan ndoronya menjadi konsumtif hedonisme. Posisi basah dan kering menjad ipemujaan kaum birokratnya.

Kondisi yang demikian birokrasi menjadi sebuah pasar pelayanan yang ada tawar menawar ingin cepat ingin mudah ya bayar. Kalaupun tidak membayar maka akan berusaha mencari memo atau katebelece dari ndoro yang di atasnya. Birokrasi model yang demikian akan menjadi birokrasi patrimonial. Berlaku lagi sabdo pandito ratu apa kata ndoronya itulah yang benar.

Pendekatan-pendekatan kepada ndoro menjadi idola denqan kembali gaya menjilat dengan pendekatan personal. Tentu saja menghalangi kompetensi dan produktifitas.

Kaum birokrat yang punya cantelan ndoro di atas akan terus melejit walau tidak jelas kompetensi maupun prestasinya. Pendekatanya uang. Siapa sering sungkem dia lah birokrat kelas wahis walaupun sebagai koordinator penyimpangan atau sebagai putor, pemungut dan penyetor.

Tak heran bila kompetensi para birokratnya sebatas putor saja kalau dianalogikan ya sebatas kekuatan kerupuk. Yang sekali remas hancur dan didiamkan terkena anginpun akan melempem.

Pendekatan secara personal membutakan bahkan mematikan profesionalisme. Cara-cara manual parsial dan konvensional akan terus dipertahankan bahkan dijaga oleh para cantrik mafia birokrasi. Siapa saja yang menentang apalagi melawan akan dimatikan kariernya bahkan bisa hidup dan kehidupannya.

KLIK : Pejuang Kemanusiaan

Ndoro ini pun tidak langgeng ada masanya layu bahkan lapuk dan dicampakkan. Para kaum loyalis ndoro ini akan berlompatan lari tunggang langgang mencari ndoro baru yang berkuasa akan tetap numpang makan atau nunut mulyo.

Bagi kaum kutu loncat memang tidak nampak. Namun yang berkelas gorila akan tetap nampak atau aroma bau khas ndoro yang diikutinya tetap menyengat. Walau sudah bersembunyi tetap saja nampak dan pasrah dipangkas masuk kotak.

Birokrasi yang selalu nobat nongol babat akn selalu tebang pilih sampai kapanpun akan terus sarat dengan pendekataan personal dan KKN merajalela. Para ndoronyapun dibuat terbelenggu dan tidak dapat eksis idealismenya mau tidak mau harus berdamai dengan penyimpangan-penyimpangan.

Kaum birokratnya bukan kelas fighter bagi meningkatnya kualitas hidup masyarakat tetap saja kelas krupuk sekali remas remuk dan kena angin melempem. Mentalnya pemalak bukan pelayan yang tulus. Wani piro oleh piro menjadi standar nyantrik kepada ndoro. Para ndoropun jika produk hutang budi maka akan sibuk membalas budi dan mencari kembalian. Akhirnya, apa yang dikerjakan lebih bersifat kepura-puraan yang sebatas kepentingan seremonial dengan superfisial belaka.

Apakah pasrah dengan kondisi seperti itu birokrasi dengan kelas krupuknya? Tentu tidak. Di era digital saatnya bergeser dengan semua lini dan semua bagian terintegrasi dalam model elektronik.

Sistem on line atau terhubung tersebut ada back officenya ada sistem aplikasi untuk inputing data dan jejaring-jejaring penghubung secara elekttonik. Sistem elektronik ini akan membangkitkan energi baru yang membuat rampal gigi para mafia birokrasi dan matinya para cantrik penjilat serta para ndoro yang merupakan produk utang budi.

Era baru birokrasi menggeser sistem sekat dan sistem palak menjadi pelayanan prima. Tidak lagi person to person, melainkan sistem e-payment atau e-banking. Semua aktifitas pelayanan publik akan terecord dan jejak-jejak digital akan membuka tabir sistem PGPS (Pinter Goblok Penghasilan Sama) menjadi birokrasi yang berbasis kompetensi prestasi produktifitas yang mampu membangun big data dan memberikan pelayanan prima dalam ine gate service. Para birokrat krupuk bisa berubah dan tidak melempem atau tidak ikut dibabat dan dicampakkan perubahan. Semoga![]

BEKASI TOP