Posbekasi.com

Praktek Prostitusi di Bekasi Meresahkan

POSBEKASI.COM – Praktek prostitusi semakin meresahkan warga Kota Bekasi, makin menjamurnya tempat yang dijadikan praktek prostitusi, membuat masyarakat tak terkecuali para ulama semakin prihatin dan was-was akan keberadaannya yang dapat mencemari wilayah mereka.

Meluasnya tempat maksiat tersebut dapat dilihat secara kasat mata. Mulai dari yang bertransaksi di jalan, hingga yang beroperasi di tempat karaoke yang menjadikannya prostitusi terselubung. Salah satunya yang berada di wilayah Kranggan Jatisampurna, yang mana juga menjadi domisili seorang anggota DPRD Kota Bekasi dari fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Masyarakat sangat menyayangkan kinerja Wakil Walikota Bekasi, Ahmad Syaikhu yang notabene berasal dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang bernafaskan islami, namun tidak dapat menindak tegas dan menutup pengoperasian sejumlah tempat prostitusi di wilayah Kota Bekasi.

Menyikapi hal tersebut, Habib Abdullah Ali Alhamid yang sudah geram dengan menjamurnya tempat prostitusi itu menegaskan agar bertindak dengan tidak memakai kata ‘berantas’, sebab sejatinya semua yang diberantas pasti akan tumbuh kembali. Ia lebih memilih Pemkot Bekasi agar lebih giat melakukan sosialisasi langsung ke tempat dimana para PSK tersebut bekerja.

“Kalau langsung didatangi, nantinya akan bisa tahu apa alasan mereka bekerja seperti itu. Terlebih lagi Pak Ahmad Syaikhu berasal dari PKS, sebuah partai Islam yang harus berdakwah,” katanya, Sabtu (31/1/2015).

Menurutnya, Syaikhu belum mampu bekerja secara optimal dalam menuntaskan praktek prostitusi di Kota Bekasi. Sementara sebagai Wakil Walikota, seharusnya tidak ada toleransi dalam hal prostitusi, sesuai dengan amanah pada partai tempatnya bernaung.

“Kita semua pun tahu PKS itu partai dakwah, jadi semestinya hal ini jangan dibiarkan terlalu lama sampai menjamur ke berbagai wilayah,” tegas Abdullah.

Ia juga menyarankan, selain dibubarkan, para PSK juga dapat diberikan pembinaan. Supaya mereka dapat bekerja untuk menyambung hidup tanpa harus menjajakan tubuh lagi. Seperti ada tertulis ‘Amar ma’ruf nahi mungkar’, mengerjakan semua yang di perintahkan Allah, untuk melarang semua yang mungkar/maksiat.

“Sekarang sudah makin marak, apalagi di jembatan Cipendawa menuju Pasar Rebo, Jatiasih banyak beroperasi cafe, bilyard dan karaoke. Ini sungguh membuat saya prihatin,” ungkapnya.

Selain itu, Abdullah juga menyesalkan sikap anggota dewan yang berdomisili berdekatan dengan tempat prostitusi di Kranggan, Jatisampurna. Pasalnya, ia seolah tak peduli dan membiarkan hal yang dapat merusak moral bangsa tersebut terus berlangsung.

“Anggota dewan itu sudah benar-benar tutup mata, telinga dan hatinya. Padahal ia tahu jika domisilinya sudah dikelilingi praktek prostitusi,” katanya.(bs/ist)

BEKASI TOP