posbekasi.com

Dialog Peradaban dalam Pembelajaran di Sespim Lemdiklat Polri

Arsip CDL

POSBEKASI.com | Oleh: Irjen Pol Chrysnanda Dwilaksana

Dialog peradaban merupakan model transformasi dalam membimbing maupun mencerahkan kepada para calon pemimpin di masa depan menemukan keutamaannya sebagai pemimpin dalam kepemimpinannya.

Pemimpin dituntut sehat semangat dan smart dengan jiwa bahagia yang merdeka. Semua itu dapat dicapai dengan membuka ruang dialog peradaban bagi semakin manusiawinya  manusia.

Menyiapkan calon pemimpin di masa depan di Sespim Lemdiklat Polri melalui suatu “Dialog Peradaban”. Keutamaan pembelajaran bagi calon pemimpin di masa depan dengan mentransformasi dan mencerahkan atas keutamaan kepolisian (Kemanusiaan, Keteraturan sosial dan Peradaban) dalam dialog kebijakan atau pengambilan keputusan dalam menghadapi situasi ekstrim, fakta brutal (emergensi/ kontijensi).

Keutamaan pemimpin adalah keberanian dan kemampuannya mengambil keputusan bagi menjaga kehidupan, membangun peradaban dan perjuangan kemanusiaan. Yang dapat dijabarkan dalam keutamaan pemimpin dalam kepemimpinannya.

1. Menjadi role model. Menjadi suatu ikon/ role yang menginspirasi dan menjadi panutan serta kebanggaan

2. Memotivasi memberi spirit untuk menumbuhkan daya juang dan kratifitas serta nyali untuk melakukan kebaikan dan perbaikan

3. Memahami keutamaan apa yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya

4. Memiliki kesadaran untuk belajar dan memperbaiki kesalahan di masa lalu,

5. Siap menghadapi berbagai tantangan, tuntutan dan harapan di masa kini

6. Menyiapkan masa depan yang lebih baik

7. Visioner, proaktif dan problem solving, mampu memprediksi, mengantisipasi dan memberikan solusi

8. Komunikatif dan membangun Soft Power maupun Smart Power

9. Dinamis dan mampu mengatasi disrupsi dengan kreatif dan inovatif

10. Membawa dampak positif, dipercaya dan memdapat dukungan secara internal maupun eksternal

Ekspresi dialog peradaban untuk membangun karakter yang berbasis pada moralitas dalam kesadaran, tanggung jawab dan disiplin.

Kesadaran merupakan landasan moralitas bagi manusia sebagai apa saja, apalagi sebagai pemimpin kepolisian. Dengan adanya kesadaran, meyakini dan menjalankan pilihan hidup dan panggilan hidup dengan baik dan benar tanpa ada tekanan atu paksaan.

Kesadaran sebagai anak bangsa menunjukan moralitas bangsa, sehingga menunjukan sikap dan perilaku yang menjaga nama baik bangsanya dan bekerja semaksimal demi kebesaran dan kejayaan bangsa.

Demikian halnya menjadi apa saja sebagai profesi apa saja tatkala kesadaran menjadi landasan moralnya makan profesionalisme akan dapat tumbuh dan berkembang. Dengan adanya keasadaran maka akan muncul tanggung jawab dan buahnya adalah disiplin.

Tanpa kesadaran maka yang dilakukan adalah semu, kepura-puraan tidak tulus, hanya kucing-kucingan, dan berbuat baik karena dipaksa atau pamrih untuk sesuatu.

Tanpa kesadaran sebenarnya ambang kehancuran, tanpa harga diri berbuat munafik, tidak ada ketulusan dalam menjaga kebaikan dan kebenaran yang dipikirkan hanya kesenangan, kepentingan sesaat dan tanpa hati nurani peduli setan orang lain susah karenanya.

Membangun kesadaran adalah pendidikan sepanjang hayat, menanamkan kecintaan dan kebanggaan akan kebenaran, hal-hal yang produktif, peka dan peduli akan kemanusiaan, keberanian, patriotisme, nilai-nilai luhur dan sebagainya.

Membangun kesadaran sama dengan membudayakan yang baik dan benar sehingga seluruh komponen bangsa ikut bertanggung jawab dan ikut menjaga, bahkan menumbuh kembangkan sehingga sikap disiplin menjadi cermin karakternya.

Membangun kesadaran dan tanggung jawab serta disiplin bagi petugas polisi dilakukan dalam pembelajaran di Sespim Lemdiklat Polri berbasis, Moralitas, Tegas dan Humanis:

1. Dimulai dari hal hal kecil dalam kehidupan sehari hari di asrama pengecekan dimukai setelah bagun pagi, kegiatan olah raga pagi, makan pagi, mengikuti perkukialahan dan pelatihan, makan siang, kegiatan pengasuhan sore hari, makan malam, belajar apel malam sampai istirahat malam semua diatur secara ketat dalam etika peserta didik yang berisi: apa yang harus dilakukan, apa yang tidak boleh dilakukan dan sanksinya.

2. Pola pendidikan dengan model Mentorship/ pengasuhan oleh wali kelas dan asisten yang secara terus menerus mendampingi para peserta dididik untuk menemukan karakternya.

3. Pendidikan sepanjang hayat saling asah asih dan asuh walaupun  telah selesai pendidikam.

4. Pengajaran tentang dasar sebsgai patriot di era milenial.

5. Pengajaran yang berkaitan demgan profesionalisme bernasis  kepolisian ilmu kepolisian.

6. Kapita selekta untuk studi kasus, problem solving dan menemukam kebaruan dalam menghadapi issue issue pemting yang terjadi dalam masyarakat.

7. Olah jiwa dikaitkan dengan pembinaan spiritual keagamaan.

8. Olah raga dapat dikembangkan sesuai hobi dan kompetensinya di samping itu juga bela diri kendo dan judo dsb sbg penanaman kejujuran kebenarian ketangguhan dan rasa percaya diri.

9. Olah Rasa dikaitkan dengan pembinaan seni budaya dan penataan lingkungan yang bersih asri dan ngangeni.

10. Acara tradisi yang menjadi ikon kebhinekaan, penghayatan akan nilai nilai luhur bangsa.

Keutamaan bagi petugas polisi yang humanis peka peduli dan berani berbela rasa akan kemanusiaan merupakan produk dari kecintaan, perhatian, empati, pemberian kepercayaan, dan keteladanan.

Tegal Parang 310223.

BEKASI TOP