“Karena kekuasaan memiliki pengaruh signifikan dalam memberantas pornoaksi maupun pornografi. Keberadaan negara beserta aparaturnya memegang peranan penting untuk menyikat pornografi. Karena mereka memiliki pengaruh, kekuasaan, dan semua komponen untuk memberantas pornografi,” kata Natalia dalam siaran persnya, Rabu 14 Nopember 2018.
Menurut penggiat dakwah lulusan Universitas Prof.DR.Hamka (Uhamka), Diskusi Publik yang baru-baru ini digelar Komunitas Media Online Indonesia (Komodo) menggambarkan pornografi skenario untuk menghancurkan generasi bangsa.
KLIK : DPRD Jabar Minta KPAP Tindak Lanjuti Temuan Ribuan Remaja Gay di Bekasi, Ini Tanggapan KPA Provinsi
Seminar pornografi menyasar kalangan remaja yang digagas oleh Komodo merupakan permasalahan yang sering dijadikan diskursus berbagai kalangan. Data dan fakta yang meningkat setiap tahun membuat miris bagi kaum pendidik generasi.
“Pemaparan yang singkat pada seminar ini cukup banyak menggambarkan pada kita, bahwa pornografi merupakan sebuah design perusak generasi. Penyelesaiannya tidak bisa hanya sebatas pada perbaikan individu,” ungkap Natalia.
Dikatakannya, generasi yang berakhlak mulia, cerdas dan tangguh adalah aset bagi bangsa. “Bukankah amanah kepemimpinan ada untuk mengurusi rakyatnya? Saya harap dengan seminar itu ada tindaklanjut pada tataran decision maker untuk concern terhadap penanganan pornografi dan semua efek dominonya,” tutupnya.[DNS/POB]