posbekasi.com

ITW Desak Kapolri Hentikan Operasi Zebra, Ini Alasannya

Operasi Zebra 2018 yang tengah digelar jajaran Polda Metro Jaya.[IST]
POSBEKASI.COM | JAKARTA – Ketua Presidium Indonesia Traffic Watch (ITW), Edison Siahaan, mendesak Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menghentikan Operasi Zebra, Simpatik dan Patuh, yang saat ini tengah di gelar di seluruh wilayah.

“Selain tidak memberikan dampak signifikan terhdap upaya mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban, kelancaran lalu lintas (Kamseltibcarlantas) juga hanya untuk menghabiskan angggaran. Bahkan potensi menuai kecurigaan bahwa ketiga operasi yang rutin digelar setiap tahun itu hanya untuk mendulang rupiah dari denda tilang dengan meningkatkan target Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP),” kata Edison dalam keterangan persnya, Ahad 4 Nopember 2018.

Alasan penghentian Operasi Kepolisian Terpusat ini kata Edison, bila operaasi tersebut terus dilaksanakan tentu akan menggerus kepercayaan masyarakat terhadap Polri. “Operasi Zebra yang sudah berlangsung lima hari ini hasilnya tidak berbeda jauh dengan lima hari hasil operasi Zebra 2017 lalu. Jumlah yang ditilang lima hari ini sebanyak  38.703 sedangkan priode 2017 sebanyak 44.574,” ungkapnya .

KLIK : Polda Metro Sosialisasi Operasi Zebra Jaya 2018

Begitu juga alasan terkait jumlah pelanggar yang ditindak dari sisi profesi didominasi karyawan swasta yaitu sebanyak 21.565 dan priode 2017 sebanyak 27.657. “Kemudian disusul pelajar dan mahasiswa serta sopir,” tambah Edison.

Sedangkan jumlah pelanggar sesuai golongan SIM dirajai oleh pengendara roda dua dengan SIM C sebanyak 9.709 dan priode 2017 sebanyak 21.611. “Ironisnya jumlah pelanggar yang ditindak yang tidak memiliki SIM jauh meningkat dari 2017 sebanyak 9.922 menjadi 21.268 priode lima hari Operasi Zebra 2018 ini,” ucapnya.

KLIK : Tilang Elektronik Tak Berlaku Diluar Pelat B

Edison menilai Operasi Zebra, Patuh dan Simpatik seharusnya dievaluasi dan dihentikan. “Untuk apa melakukan kegiatan bahkan dijadikan rutin setiap tahun tetapi tidak memberikan manfaat yang seimbang dengann anggaran maupun waktu yang digunakan maupun tujuan yang akan dicapai,” ujarnya.

Lebih lanjut Edison menyarankan, sebaiknya Polri lebih mengefektifkan dan meningkatkan kualitas program keamanan lalu lintas yang terkesan dilaksanakan seadanya seperti Polsanak, Patroli Keamanan Sekolah, Cara Aman Sekolah dan lain-lainnya.

KLIK : ITW Minta Menhub Cabut Izin Maskapai Berpotensi Kecelakaan

Begitu juga program keselamatan seperti mati suri di antaranya Police Goes to Campus, Taman Lalu lintas maupun Global Road Safety Partnership Action.

Seharusnya, sosialisasi program keamanan dan keselamatan itu dilakukan Polri dengan melibatkan masyarakat secara langsung bukan menjadikan masyarakat hanya sebagai penonton.

Apabila program itu secara langsung melibatkan elemen masyarakat dari mulai yang kecil hingga kelompok yang lebih besar, akan menimbulkan rasa memiliki masyarakat. Kemudian dapat memicu lahirnya kesadaran bersama bahwa tertib dan selamat berlalu lintas itu menjadi kebutuhan yang wajib ditaati dan dilaksanakan dengan penuh kesadaran sendiri.

Operasi serentak ini digelar selama 14 hari, mulai 30 Oktober – 12 Nopember 2018.[[REL/POB]

BEKASI TOP