posbekasi.com

Road Safety: Manusia dan Kemanusiaanya [Bagian I]

Road Safety

POSBEKASI.COM – Oleh: Chryshnanda DL

Lalu lintas sebagai urat nadi kehidupan, sering kali tidak diyakini dan dipahami dengan baik. Program-program implementasinya seakan sudah tepat dan manjur.

Berbagai survey kajian dan penelitian dilakukan namun hasilnya tidak dipublikasi dan tidak digunakan sebagai acuan atau bahan rujukan implementasi program-programnya.

Tatkala berbicara lalu lintas yang menjadi fokus adalah manusia dengan kemanusiaanya. Seringkali konsep lalu lintas dijabarkan dan dipahami hanya sebatas gerak pindah orang barang bahkan hewan.

Pertanyaan mengapa perlu pergerakkan? Tidak pernah terjawab atau malah tidak dipikirkan mungkin. Manusia bergerak ini merupakan bagian dari kemanusiaanya untuk bertahan hidup, tumbuh dan berkembang menghasilkan produksi. Itulah produktifitas yang maknanya segala unsur pendukung pergerakkan ini merupakan pendukung dari kegiatan untuk memghasilkan produk-produk yang dapat digunakan untuk hidup tumbuh dan berkembang.

Manusia yang produktif berlalu lintas maka pertanyaan yang harus dijawab lalu lintas seperti apa yang dapat mendukung produktifitas? Inilah lalu lintas yang aman, selamat, tertib dan lancar. Pada pendekatan aman selamat tertib lancar inilah dalam melihat road safety.

KLIK : Indonesia Road Safety Award: Keselamatan yang Pertama dan Utama

Berlalu lintas ini yang menjadi pertanyaan mendasar, apakah jarak tempuh dan waktu tempuh harus ada standar ideal? Kalau jawabannya ya, maka pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana mewujudkannya? Jawaban ini kompleks namun kita dapat mengkategorikan dalam sistem manajemen yang menjawab apa dan berapa kebutuhannya berarti memiliki model dalm asistem manajemen kebutuhan.

Setelah mengetahui kebutuhannya berapa kapasitasnya? Lalu lintas ini seperti selang yang mengalirkan air tatkala kapasitas melampaui maka akan terjadi perlambatan. Tatkala terjadi over kapasitas apa yang perlu dilakukan? Membuat prioritas apa saja yang hendak diprioritaskan ? Ini yang harus dijawab dalam model-model skenario sulusi atau scenario road safety model solution (SRSMS).

Dengan model SRSMS, berarti untuk mengatasi masalah kecepatan dapat diimplementasikan dalam melalui prioritas seperti dengan contra flow, one way system, green wave solution, dan lainnya.

Bahkan, dalam prioritas ini dapt adikembangkan pada skala besar menjadi ERP sistem jalan berbayar pada jalur padat (congation road pricing). Tatkala berbicara jarak tempuh dan waktu tempuh ideal maka standar kecepatan minimal dan maksimal harus ditentukan. Kecepatan minimal dilanggar makan akan menjadi perlambatan (trouble spot), demikian pula tatkala kecepatan maksimal dilanggar maka potensi kecelakaan dengan korban fatal akan terjadi (black spot).

Berbicara trouble spot maupun black spot, inilah bagian dari situasi emergency yang kontra produktif.[]

BEKASI TOP