Bersama Tiga Pilar dan unsur masyarakat, Sujono langsung meninjau Desa Sukamekar yang seiap tahun menjadi langgan banjir itu melakukan persiapan posko penampungan korban banjir pada Kamis (25/2/2016).
“Desa Sukamekar prioritas karena desa ini merupakan langganan banjir tiap tahun. Pada musim penghujan yang mulai ekstrim Polsek Tambelang bersama unsur Muspida dibantu pemuka dan tokoh masyarakat melakukan antisipasi dan persiapan dini untuk mengatasi datangnya banjir di Desa Sukamekar,” kata Kapolsek Sujono, seperti dikutip dari laman TransIndonesia.co, Jumat (26/2/2016).
Meski masih tergolong aman karena debit air di sungai Bekasi yang membatasi antara Kecamatan Sukawangi dan Kecamatan Babelan, masih di ambang batas namun sudah mulai menyentuh bibir badan jalan.
“Meski ada tanggul kali yang dibuat sebagian oleh warga, tetapi bila tidak kuat menahan tingginya debit air dapat membahayakan penduduk Desa Sukamekar. Karena itu kita persiapkan Aula Kantor Desa Sukamekar sebagai posko yang dapat menampung 500 – 600 jiwa,” katanya.
“Sebagaimana instruksi Kapolresta Bekasi, kita langsung berkoordinasi dengan unsur Muspida dan menggelar apel bersama untuk penanggulangan bencana banjir serta melakukan pelatihan keterampilan penanganan korban banjir. Bahkan perintah Kapolresta untuk membuat tim penangulangan bencana dan posko banjir telah kita laksanakan,” katanya.
Untuk itu lanjut Sujono, dirinya terus berkoordinasi dengan seluruh kepala desa terutama Kepala Desa Sukamekar H.Anwar Sanusi,SE, yang desanya kerap menjadi langgan banjir setiap tahun.
Seperti tahun lalu kata Sujono, hampir seluruh rumah di Desa Sukamekar terendam akibat tingginya debit air. Sehingga masyarakat sudah terbiasa menghadapi datangnya banjir.
Selain membuat posko banjir lanjut Sujono, Polsek Tambelang bersama unsur Muspida juga telah menyiapkan lokasi penampungan di Aula Kantor Desa yang dapat menampung 500 – 600 jiwa.
“Selebihnya akan ditampung di posko-posko banjir didataran tinggi sekitar desa. Semua kita berharap, debit air tidak melebihi ambang batas hingga desa tidak terendam dan masyarakat tetap bisa beraktivitas seperti biasa,” kata Sujono.[Adl]