posbekasi.com

Sandi Bicara Tentang Persahabatan [Bagian 1]

Sandiaga Salahuddin Uno dan sahabat-sahabatnya.[FB]
POSBEKASI.COM – Calon Wakil Presiden nomor urut 02, Sandiaga Salahuddin Uno, berbicara tentang persahaatan. Sandi menulis cerita tentang kisahnya dan juga kisah teman-temannya semua seperti dikutip dari akun Facebooknya berikut ini.

Sahabat adalah dirimu yang kedua. Kata-kata itu saya kutip dari “ayah Pidi Baiq”, sang penulis novel Dilan yang fenomenal itu. Kalau saya terjemahkan lebih lanjut, sahabat adalah manifestasi dari diri kita sendiri. Bagaimana kita memberi, begitu pula kita menerima. Tulus jadi kata kuncinya. Ikhlas yang mengikatnya. Dan persahabatan bukanlah tentang kata-kata manis tetapi tentang bagaimana menghadapi pahit manis bersama-sama.

Hari ini saya berbicara tentang persahabatan dan ini bukan hanya tentang kisah saya tetapi juga kisah teman-teman semua. Lihatlah kanan kiri teman-teman, kalau tidak cukup periksalah phonebook ponsel masing-masing, jika masih ragu periksa chat demi chat di beragam media sosial yang dimiliki : banyak teman yang pasti kita punya tetapi sangat sedikit sahabat untuk berbagi semuanya. Begitu mudahnya mendapatkan teman tetapi sangat sulit untuk menjaga persabahatan. Sahabat itu seperti logam mulia, susah mendapatkannya tetapi begitu punya nilainya tidak terkira.

KLIK : Sandi Sorot Biaya Pendidikan untuk Rakyat Menengah Bawah

Soal persabahatan ini, ijinkan saya berbagi cerita ketika masih mengenyam pendidikan di bangku SMA Pangudi Luhur Jakarta. Sebagai “murid asing” karena berasal dari SMP Negeri saya butuh waktu untuk beradaptasi di lingkungan SMA Katholik tersebut. Untungnya saya menemukan dua orang sahabat yang selama tiga tahun kemudian menjadi kawan seiring dan seperjalanan saya di SMA PL ; Rosan dan Panji.

Persahabatan kami bukan hanya sebatas di sekolah tetapi juga luar sekolah. Tidak hanya mengenai pelajaran tetapi juga menyerempet masalah pacaran. Dan sebagaimana masa remaja, persahabatan kami juga tidak luput dari “hal-hal ajaib” : sesuatu yang tampak konyol di masa lalu tetapi jadi jalinan sejarah yang membentuk masa depan.

Salah satu cerita menarik adalah saat pemilihkan ketua OSIS, di SMA PL kami menyebutnya PPSK (Persatuan Pelajar Sekolah Katholik). Saat pemilihan ketua PPSK, kami satu jurusan sudah bulat suara untuk mencalonkan Anto sebagai kandidat ketua. Tetapi keputusan aklamasi itu kemudian “dirusak” oleh Rosan dan Panji yang menginginkan pemungutan suara, ada calon lain yang mereka majukan.

Celakanya, nama saya yang mereka munculkan. Jangankan teman-teman satu jurusan, saya sendiri tidak pernah merasa diri pantas untuk jadi ketua PPSK. Tetapi apa daya, usul mereka diterima, saya terpaksa menantang Anto di kotak suara. Hasilnya sudah bisa diduga, Anto menyapu semua suara kecuali dua. Bahkan saya sendiri memilih Anto. Dua suara untuk saya itu sudah pasti dari Panji dan Rosan.

Dulu saya merasa dikerjai oleh mereka berdua. Tetapi setelah saya renungi lebih dalam, saya menemukan arti persahabatan dalam kekonyolan itu. Dua sahabat itu menunjukkan pada saya, betapa besarnya kepercayaan mereka kepada saya bahkan ketika saya tidak percaya sepenuhnya pada diri sendiri. Benar juga kata ayah Pidi Baiq di atas, sahabat adalah kita yang lain. Sahabat adalah energi besar yang tidak sempat keluar karena kita enggan menantang diri sendiri. Karena sempat jadi kandidat jurusan ini kemudian, ketika kepengurusan PPSK terbentuk, saya diminta jadi Bendahara. Jabatan yang ternyata kemudian menjadi salah satu titik penting dari dunia yang saya geluti yaitu finance.[POB]

BEKASI TOP