Posbekasi.com

Peringati Hari Perempuan, Binmaspol Muara Gembong Sambangi Gubuk Nek Kanah

Bripka Wahyudin menemani Ibu Wanih yang tengah mengupas keong, dan mampir menghibur Nenek Kanah di gubuk bambunya.[OJI]
Bripka Wahyudin menemani Ibu Wanih yang tengah mengupas keong, dan mampir menghibur Nenek Kanah di gubuk bambunya.[OJI]
POSBEKASI.COM – Binmaspol Desa Pantai Bahagia, Polsek Muara Gembong, Bripka Wahyudin, melaksanakan kegiatan rutin sambang kampung yang kali ini berbeda seperti biasanya.

Biasanya, Bripka Wahyudin menemui Ketua RT/RW atau tokoh dan masyarakat kaum laki-laki, tapi kini menemui kaum perempuan.

Ternyata, Bripka Wahyudin menenumi dan bertatap muka pada kaum perempuan untuk memperingati Hari Perempuan Internasional yang tepat jatuh pada Rabu 8 Maret 2017.

Di Kampung Solokan Kendal RT05/01, Desa Pantai Bahagia, Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Bripka Wahyudin menemui seorang ibu bernama Wanih,49 tahun, yang sehari-harinya sebagai petani tapi kali ini terpaksa mencari keong di pinggir empang.

Keong yang didapatkan Wanih sebagian untuk makan keluarganya, dan sebagian lagi dijual untuk kebutuhan sehari-hari.

Wanita itu melakukan pekerjaan sementara untuk menyambung hidup akibat faktor ekonomi karena sawah mereka gagal panen direndam banjir yang melanda Kecamatan Muara Gembong beberapa pekan terakhir.

“Ibu Wanih mencari keong untuk dapat bertahan hidup apa adanya akibat sawah dan empang yang selama ini dikerjakan keluarganya gagal panen karena banjir,” terang Bripka Wahyudin melalui Kasi Humas Polsek Muara Gembong Brigadir Wahyu Purwanto, Rabu 8 Maret 2017.

Selain menemani Wanih yang tengah mengupas keong hasil dapatnya itu, Bripka Wahyudin memberi semangat sebelum kembali mengolah sawah dan empang milik keluarga ibu tersebut.

Gubuk Nek Kanah

Selanjutnya, Bripka Wahyudin menyambangi RT05/02 yang masih satu kampung dengan Wanih itu mampir ke gubuk Nenek Kanah,85 tahun.

Nenek Kanah tampak senang meyambut kehadiran seorang polisi yang mampir ke gubuknya.

Sambil menghibur sangat Nenek, Bripka Wahyudin begitu terenyuh melihat kondisi gubuk yang hanya beralaskan tanah dan berdinding anyaman bambu dengan tiang-tiang yang sudah di makan usia.

Bripka Wahyudin tergerak untuk menambah kayu-kayu yang terdapat di sekitar gubuk itu untuk memperkuat tiang gubuk Nenek Kanah. Hal itu dilakukannya khawatir gubuk sewaktu-waktu rubuh di tiup angin kencang laut Muara Gembong.

Layaknya seorang cucu, sebelum melanjutkan sambang kampungnya, Bripka Wahyudin pamit bersalaman dan mencium tangan sang nenek.[OJI]

BEKASI TOP