posbekasi.com

Kebersamaan Warga GMM Dalam Duka Banjir, Siapa Peduli?

Warga GMM gotong royong membersihkan saluran air, Minggu 30 Oktober 2016.[RAD]
Warga GMM gotong royong membersihkan saluran air, Minggu 30 Oktober 2016.[RAD]
POSBEKASI.COM – Derita tak berujung. Begitulah nasib ribuan warga Perumahan Graha Mustika Media (GMM), Desa Lubang Buaya, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi, yang tingal dilingkungan mereka seperti bukan rakyat.

Sampai hari ini, mereka terus berjuang sendiri untuk membangun dan menyiapkan sarana parasana agar terhindar dari banjir tiap kali hujan mengguyur. Intensitas curah hujan yang akhir-akhir ini cukup tinggi menjadikan mereka terus dilanda kekhawatiran dan dirundung malang.

Kenapa? Berbagai usaha yang dilakukan namun Pemkab Bekasi tak juga peduli akan nasib mereka termasuk anak-anak mereka yang kian “galau” ketika melihat hujan mulai curah membasahi tanah perumahan mereka.

Segala upaya yang telah mereka lakukan, seperti membangun danau penampungan air, membersihka selokan dan daerah-daerah rendah dengan tenaga dan biaya sendiri.

Warga GMM membersihkan saluran air, Minggu 30 Oktober 2016.[RAD]
Warga GMM membersihkan saluran air, Minggu 30 Oktober 2016.[RAD]
Namun, kemampuan ekonomi warga yang terbatas itu tidak juga membuahkan hasil yang maksimal untuk terhindar dari banjir.

Genagan demi genangan air yang kian semakin parah, tidak memupuskan harapan mereka tetap bertahan tanpa bantun dari Pemkab Bekasi.

Sejak Minggu 30 Oktober 2016 pagi, warga melakukan gotong royong untuk mengantisipasi tipa kali datangnya curah hujan. Ketua Pokdar Kamtibmas Setu Riky mengerahkan anggotanya untuk bahu membahu dalam membantu warga GMM membersihkan selokan, danau dan kantong-kantong air.

Daerah banjir yang bisa mencapai 1,5 itu kerap dialami ratusan warga yang ada di Blok H, Blok F, Blok J dan Blok Q.

Suasan kebersamaan dalam duka banjir, selepas gotong royong menikmati makan yang disediakan ibu-ibu warga GMM.[RAD]
Suasan kebersamaan dalam duka banjir, selepas gotong royong menikmati makan yang disediakan ibu-ibu warga GMM.[RAD]
Gerakan kebersamaan tanpa perintah itupun langsung diikuti Kades Lubang Buaya Bosih Awaluddin dan Ketua RW/RT dan perangkatnya, diantaranya Ketu RW12 Ikhsan, Ketu RW16 M Ucup, Ketua RW18 H Muslim dan turut pula anak-anak muda di perumahan tersebut.

Cerita tak pedulinya Pemkab Bekasi pada warga GMM itu berawal dari tidak bertanggungjawabnya pihak deleloper GMM yang hengkang tanpa wujud meninggalkan mereka berbanjir ria.

Pasalnya, developer yang membangun perumahan GMM itu sampai kini tidak menyelesaikan kewajibannya untuk menyerahkan kepada Pemkab Bekasi.

Sementara, Pemkab Bekasi yang tetap “ogah” menerima GMM, dengan alasan pihak developer tidak kunjung menyelesaikan fasilitas sosial (fasos) dan fasilitas umum (fasum) sebagaimana yang menjadikan kewajiban developer sebelum diserahkan pada Pemkab Bekasi.

Tetap semangat meski banjir terus menghantui warga GMM.[RAD]
Tetap semangat meski banjir terus menghantui warga GMM.[RAD]
Akhirnya, warga jugalah yang merasakan penderitaan ini. Sementara, pihak developer yang raib entah kemana itu hanya minyisakan penderitaan yang tak berujung.

“Kami sudah tak tahu lagi harus bagaimana. Disatu sisi depeloper tak bertanggungjawab pergi entah kemana. Disisi lain Pemkab tak mengakui kami. Inilah derita kami warga GMM,” cerita Ketua RT03/10 Danu kepada Posbekasi.com, Minggu 30 Oktober 2016.

Seperti hari ini, ratusan warga dari 4 RW turun bersama untuk gotong royong sambil berharap hujan tidak turun. “Paling tidak, hujan yang turun tidak sampai membuat kami panik akan banjir besar,” ujarnya.

Bagaimana dengan para calon-calon bupati dan wakil bupati yang saat ini tengah bertarung untuk menduduki kursi nomor 1 di Pemkab Bekasi, adakah yang peduli dengan nasib warga GMM ini?.[RAD]

BEKASI TOP