posbekasi.com

Sering di Bully, Bekasi Punya Kedutaan

Kedutaan Besar Bekasi
Kedutaan Besar Bekasi

POSBEKASI.COM – Bekasi yang sering di bully di media sosial ternyata memiliki Kedutaan Besar sendiri. Kedutaan Besar yang digagas oleh Fithor Faris ini merupakan komunitas kreatif yang ditujukan untuk mewadahi kreativitas kawula muda khususnya kota Bekasi.

Salah satu anggota komunitas Kedutaan Besar Bekasi Muhammad Khalid menjelaskan Kedutaan Besar Bekasi  bertujuan untuk mengangkat potensi serta hal lain yang ada di Bekasi.

Komunitas yang didirikan pada 1 November 2015 tentunya berharap dapat mewadahi anak anak kreatif khususnya yang berada di Bekasi. Serta melawan pembully-an terhadap kota bekasi dengan cara positif.

Pemkot Bekasi Jawab “Bulan-bulanan” Para Netizen Bekasi Di-“Bully” di Medsos, Ini Salah SBY Bekasi Di-“Bully”, Wali Kota Marah-marah Saat Apel Pagi Bekasi Di-“bully”, Wali Kota Sidak Sambil Ajak Kepala Dinas dan Staf

Selayaknya sebuah negara, Kota Bekasi memiliki Kantor Kedutaan Besar (Kedubes) Bekasi. Namun, bila diamati, kantor yang bermarkas di Jalan Raya Jatikramat Nomor 2A, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, ini lebih mirip tempat nongkrong.

Kantor kedubes ini berbeda dengan negara-negara sahabat di Jakarta yang dilapisi pengamanan gedung ekstra ketat.

Tempat ini disebut mirip tempat nongkrong karena dipenuhi jajanan yang dijajakan dengan gerobak. Di sana juga banyak anak muda yang condong ke dunia seni dan budaya.

“Kedubes Bekasi ini memang dijadikan wadah kumpulnya anak-anak muda pencinta seni dan budaya,” ujar Fithor Faris (34), penggagas Kedubes Bekasi.

Fithor menjelaskan, Kedubes Bekasi bukanlah kantor perwakilan diplomatik suatu negara, tetapi nama tempat berkumpulnya beberapa komunitas anak muda pencinta seni dan budaya di Bekasi.

Disahkan

Awalnya, komunitas tersebut bernama komunitas Pede Gede Kreatif yang dibentuk pada awal 2014 lalu.

Namun, pertengahan tahun 2015, nama itu diubah menjadi Kedubes Bekasi. Bahkan, komunitas ini disahkan oleh Wakil Wali Kota Bekasi Ahmad Syaikhu pada 1 November 2015.

Fithor memilih nama itu karena dia tak tahan Bekasi kerap di-bully (diejek) oleh masyarakat melalui media sosial. Menurut dia, ejekan itu sangat berlebihan dan menyakitkan karena Bekasi juga merupakan daerah di Indonesia.

Dia mencontohkan, Bekasi kerap diejek sebagai planet luar angkasa karena suhu di Bekasi sangat panas. Ditambah lagi, arus lalu lintas Bekasi selalu macet. “Nama Kedubes Bekasi ini untuk membalas sindirian bahwa Bekasi merupakan planet luar atau negara luar,” kata Fithor.

Meski baru disahkan, komunitas ini telah memiliki agenda rutin yang berlangsung satu hingga tiga kali setiap bulan. Misalnya, pembacaan puisi, seni ilustrasi, musik, pembuatan komik, literasi diskusi, pelatihan pembuatan puisi, seni lukis, serta seminar pengusaha muda (entrepreneurship).

“Kami juga menggandeng komunitas Gara Rupa yang fokus pada kreativitas desain. Diharapkan, makin banyak komunitas yang nongkrong bareng di sini,” ucapnya.

Ide Fithor untuk membangun wadah komunitas seni dan budaya rupanya tak main-main. Pria lulusan magister di Institut Kesenian Jakarta (IKJ) 2013 lalu ini berencana membangun sebuah galeri di lahan seluas 1.000 meter persegi di sana.

Pajang ejeken

Galeri itu akan memajang ejekan tentang Kota Bekasi di media sosial sejak akhir 2014 lalu. Diharapkan, pengunjung yang datang ke sana mengetahui bagaimana kotanya diejek oleh masyarakat.

Hal itu, kata Fithor, bisa memancing jiwa-jiwa kreatif bernilai positif di kalangan anak muda. (Baca: Bekasi, Di-“bully” tetapi Dicintai…)

“Dengan begitu, kami bisa membuktikan bahwa Bekasi juga punya potensi di bidang kreatif, seni, dan budaya,” katanya.

“Jadi, jangan ejek Bekasi di media sosial,” tambahnya.

Terbentuknya nama Kedubes Bekasi ini mendapatkan berbagai respons positif dan negatif dari warga Bekasi. Bahkan, ada beberapa yang tidak setuju dan meminta agar namanya diubah.

“Kalau ada yang menolak, mari kita bicarakan sama-sama biar jelas,” kata Fithor.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Bekasi Ahmad Syaikhu membenarkan bahwa dirinya telah meresmikan Kedutaan Besar Bekasi pada 1 November lalu.

Dia juga mengatakan, tempat tersebut bukan seperti kedutaan pada umumnya, yaitu perwakilan sebuah negara di negara lain.

“Itu hanya istilah, kedubes seni, sehingga tidak ada motivasi lain,” kata Syaikhu.

Komunitas kreatif

Syaikhu menjelaskan, Kedubes Bekasi merupakan komunitas kreatif yang dapat menghasilkan sejumlah karya dari tangan anak muda. Misalnya, puisi, musik, komik, dan karya lukis.

“Kedubes ini sebagai tempat kumpulnya duta-duta kreatif di bidang seni Kota Bekasi,” ujarnya.

Menurut pantauan Warta Kota, Kedubes Bekasi berada di pinggir Jalan Raya Jatikramat. Bukan hanya gerobak penjaja makanan saja, di sana juga ada sebuah kios buku bekas. Buku-bukunya dijual dengan harga murah.

Kedubes itu berdiri di lahan seluas 1.000 meter persegi milik Fithor. Awalnya, bangunan itu disewa oleh penjual mi ayam. Namun, pada pertengahan tahun, penjual mi ayam menutup kiosnya.

Oleh Fithor, tempat itu diubah menjadi Kedubes Bekasi yang dikelilingi gerobak makanan, seperti gado-gado, bakso, nasi goreng, dan es krim.[Kps]

BEKASI TOP