“Kita terus meredam gejolak di masyarakat agar tidak timbul masalah baru yang dapat mengganggu Kamtibmas. Karena itu kita fasilitatori pertemuan antara pihak rumah sakit, masyarakat, instansi pemerintah dan elemen terkait,” kata Kapolsek Agus Rohmat saat ditanya Posbekasi.com, Rabu (20/7/2016).
Fasilitator yang digelar Polsek Setu dengan tema “Forum Dengar Pendapat Persoalan Vaksin Palsu, Muspika se-Kecamatan Setu, Rumah Sakit dan Masyarakat Dalam Rangka Antisipasi Keresahan Masyarakat”, dihadiri pimpinan Tiga Pilar Kecamatan Setu, Direktur RS Kartika Husada Bekasi, dr Budi Santoso, 11 utusan desa, tokoh masyarakat dan agama maupun elemen masyarakat lainnya berlangsung di Aula Kecamatan Setu.
Menurut Agus Rohmat, sejak terungkapnya kasus vaksin palsu pihaknya telah mengamankan dan menjaga rumah sakit yang terindikasi oleh Kemenkes salah satu rumah sakit yang menggunakan vaksin palsu.
“Jangan ada masalah timbulkan masalah baru, ini yang perlu kita antisipasi hingga tidak terjadi gejolak seperti diwilayah Kecamatan Babelan,” terang Agus dihadapan forum dengar pendapat tersebut.
Lebih lanjut Agus menyatakan, sejak Jumat (15/7/2016), dibukanya Posko Pengaduan di RS Kartika Husada yang kini dijaga bersama Tim Satgas itu sudah 57 pasien yang datang mengadu.
“Dari 57 pasien yang mengadu itu belum ada terindikasi vaksin palsu. Pihak rumah sakit diharapkan menerima dengan baik pengaduan masyarakat sehingga masyarakat mendapat jawaban yang puas dan pulang ke rumah dengan tenang,” katanya.
Lebih tegas Kapolsek Agus Rohmat meminta masyarakat tidak terprovoksi dengan isu-isu yang dapat menimbulkan masalah baru sehingga merugikan kita semua.
“Baik dari masyarakat dan pihak rumah sakit yang tidak kooperatif dan informasi terpotong-potong tidak memuaskan dapat menimbulkan keributan seperti diwilayah lain. Karen itu Bimaspol dan diharapkan Babinsa dapat memberikan penjelasan kepada masyarakat jangan terprovokasi oleh oknum-oknum tertentu yang memanfaatkan situasi ini. Jangan buat masalah baru semuanya serahkan ke Satgas,” tegas Kapolsek Agus.
Sementara, Danramil/06 Setu Kaptain Inf Budi Wiyono, menyatakan kasus vaksin palsu berkaitan dengan kondisi negara karena itu saya perintahkan Babinsa untuk cepat membantu pendataan.
“Ini berkaitan dengan kondisi negara, kita cepat meredam keresahan di masyarakat. Kondisi rill masyarakat kita pada era keterbukaan ini dapat langsung mengakses informasi. Karena itu masyarakat diharapkan jangan langsung menelan informasi yang masih terpotong-potong,” kata Budi Wiyono yang hadir dalam acara tersebut.
“Kami tidak punya alat uji coba obat-obatan dan bukan kewenangan kami untuk mengujinya,” akunya seraya menyatakan pihaknya masih terus membuka Posko Pengaduan masyarakat.
Hadir perwakilan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Setu, Ustadz Habibi, menyatakan kasus vaksin palsu ini menjadikan kekhawatiran masyarakat dan diluar sepengetauhan kita mereka bisa bertindak anarkis.
“Sehingga kita semua panik. Syukur Polsek Setu memiliki kinerja yang baik dalam meredam situasi ini termasuk Koramil Setu yang juga langsung membantu polisi,” kata Habibi meapresiasi langkah Polsek Setu dan Kormail/06 Setu.
Dikatakan Habibie, sejak zaman Nabi Muhammad SAW sudah ada vaksin, dimana pada zaman Rasullah dengan memakan buah korma sebagai immunisasi di zaman itu.
“Maka vaksin perlu bagi manusia. Tapi kini ada pro kontra masuknnya orang-orang untuk memanfaatkan situasi oleh oknum tertentu untuk merusak tatanan supaya gerah dan tidak stabil,” terangnya.[SOF]