“Dari berbagai temuan yang kita dapatkan selama mengadakan operasi miras, ganjaran terhadap pelaku penjualan maupun pemiliknya hanya bersifat tindak pidana ringan sehingga tidak menimbulkan efek jera,” katanya di Bekasi, Jumat (17/5/2016).
Kondisi demikian, membuat pelakunya kembali mengulangi perbuatan dengan mengedarkan miras di lingkungannya.
Dikatakan Syaikhu, peredaran miras di Kota Bekasi selama Ramadhan sudah sangat mengkhawatirkan.
Sebab, pengumpulan barang bukti dari kepolisian jumlahnya sudah mencapai ribuan botol, belum termasuk hasil sitaan dari petugas gabungan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop), Satpol PP maupun TNI.
“Miras yang beredar di Kota Bekasi mayoritasnya tidak menggunakan cukai, kalau pun ada itu merupakai cukai palsu,” katanya.
Untuk itu, kata Syaikhu, pihaknya akan bekerja sama dengan pihak bea dan cukai untuk mendorong diterbitkannya sanksi yang lebih berat terhadap pelaku peredaran miras ilegal.
“Saya juga sedang berusaha melakukan kerja sama dengan berbagai pihak terkait, di antaranya bea dan cukai untuk mendorong sanksi yang berat bagi pelaku pengedar miras ilegal,” katanya.
Syaikhu juga menginstruksikan kepada sejumlah instansi terkait untuk terus mengintensifkan operasi penjaringan miras di sejumlah warung maupun lapak jamu dan toko.
“Kita harus memberikan rasa tentram dan menjaga kondusivitas Ramadhan dari barang-barang yang terlarang, termasuk miras,” katanya.[ANT/IDH]