posbekasi.com

Dinkes Kota Bekasi Imbau Warga Waspada Monkey Pox

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Tanti Rohilawati. [Posbekasi.com /Dokumentasi]

POSBEKASI.com | BEKASI –  Dinas Kesehatan Kota Bekasi menghimbau seluruh warga mewaspadai dan mencegah penyebaran terhadap penyakit Monkey Pox atau Cacar Monyet yang merupakan penyakit Zoonosis bersifat gejala ringan selama 2-4 minggu. Namun, bisa berkembang menjadi gejala yang berat atau bahkan sampai kematian.

“Berdasarkan survey, tingkat kematian sudah mencapai 3-6%. Penularan terjadi terhadap manusia melalui kontak langsung dengan orang, hewan yang terinfeksi, atau melalui benda yang terkontaminasi virus tersebut,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Tanti Rohilawati, dikutip dalam keterangannya, Jumat 15 Juli 2022.

Untuk itu lanjut Tanti, pihaknya memberlakukan kewaspadaan dan antisipasi dengan memberikan pengertian dari masing-masing tahap serta gejala monkey pox.

“Gejala yang terjadi pada kategori suspek monkey pox ini ialah sakit kepala, demam akut >38,5 derajat celcius, pembesaran kelenjar getah bening, nyeri otot, terjadinya sakit punggung, dan makin melemahnya daya tahan tubuh,” terang Tanti.

Dikatakan Tanti, pada kategori Probabel memiliki gejala seperti memenuhi kriteria suspek, dan telah melakukan aktivitas seperti tatap muka, kontak fisik dengan kulit atau lesi kulit, kontak seksual serta kontak dengan benda yang telah terkotaminasi dari kasus konfirmasi 21 hari.

“Pada tahap konfirmasi bisa terlihat dari hasil pemeriksaan laboratorium sekuensing monkey pox atau PCR. Ditahap discarded dalam pengecekan sekuensing atau PCR suspek dinyatakan negatif, dan pada tahap terakhir yakni kontak erat bisa dinyatakan dari orang yang memiliki kontak dengan kasus probable atau kasus terkonfirmasi monkey pox,” terangnya.

Menurutnya banyaknya pertumbuhan dan penambahan kasus monkey pox ini berasal dari negara non endemis yang sekarang meluas ke 3 regional WHO yakni regional Eropa, Amerika, dan Western Pacific.

“Penyelidikan kasus terus diberlakukan demi mengetahui pola penularan di negara negara non endemis monkey pox,” jelasnya.

Sebagian besar kata Tanti, kasus yang terjadi dari pasien tidak memiliki riwayat perjalanan ke negara-negara endemis dan sebagian kasus berhubungan dengan adanya keikutsertaan pada pertemuan besar yang mana dapat meningkatkan resiko kontak, baik melalui lesi, cairan tubuh, droplet dan benda yang telah terkontaminasi.

Untuk itu kata Tanti, pihaknya memberikan pengertian terhadap masing-masing pihak kesehatan di Kota Bekasi dan masyarakat Kota Bekasi untuk menekan angka penyebaran monkey pox, serta meningkatkan dukungan pemerintah daerah, dan fasilitas pelayanan kesehatan.

Seperti pemantauan dan laporan kasus yang ditemukan sesuai definisi operasional kepada Dirjen P2P, Kantor Kesehatan Pelabuhan untuk terlibat dalam pengawasan terhadap awak, personel, penumpang. Alat angkut, barang bawaan lainnya, melibatkan peran laboratorium kesehatan masyarakat untuk melaporkan bila menemukan hasil laboratorium konfirmasi monkey pox melalui Public Helath Emergency Operation Center (PHEOC) di nomor Telepon/WhatsApp 0866-7759-1097 atau e-mail: poskoklb@yahoo.com

Terakhir, sosialisasi rumah sakit, puskesmas, dan fasilitas pelayanan kesehatan lain untuk meningkatkan kewaspadaan di Instalasi Gawat Darurat (IGD), Klinik Umum, Penyakit Infeksi, Dermatologi, Urologi, Obsteri Ginekologi, melalui pengamatan terhadap gejala sesuai definisi operasional monkey pox, tata laksana serta dilakukan dan pemeriksaan laboratorium sesuai dengan pedoman.[ISH]

BEKASI TOP