posbekasi.com

Ini Bursa Kapolri Pengganti Idham Azis

Kapolri Jenderal Pol Idham Azis.[POSBEKASI.COM/DOK]
POSBEKASI.COM | BEKASI – Masih enam bulan lagi masa pensiun Kapolri Jenderal Pol Idham Azis, tapi bursa calon penggantinya mulai marak dipergunjingkan di internal kepolisian. Sedikitnya ada delapan nama yang disebut sebut masuk sebagai calon kuat dalam bursa calon Kapolri.

Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menyatakan dari pendataan kedelapan nama yang disebut sebut itu terdiri dari lima jenderal bintang tiga (Komjen) dan tiga bintang dua (Irjen).

Kedelapan nama ini mulai dari lulusan Akademi Kepolisian tahun 1988 A hingga lulusan tahun 1991. Mereka adalah Komjen Ryco Amelza Dahniel (Kabaintelkam), Komjen Agus Andrianto (Kabaharkam), Komjen Boy Rafly Amar (Kepala BNPT), Komjen Listyo Sigit Prabowo (Kabareskrim), dan Komjen Gatot Eddy Pramono (Wakapolri). Sedangkan untuk bintang dua ada Irjen Nana Sudjana (Kapolda Metro Jaya), Irjen Ahmad Lufti (Kapolda Jawa Tengah), dan Irjen Fadhli Imran (Kapolda Jawa Timur).

Ketiga jenderal bintang dua ini bisa masuk bursa calon Kapolri karena menjelang Idham Azis pensiun ada dua posisi jenderal bintang tiga yang bakal pensiun, yakni Kepala BNN dan Sestama Lemhanas. Bahkan, jika menjelang 1 Juli ini posisi Kakorbrimob dijadikan bintang tiga, peluang jenderal bintang dua untuk masuk menjadi bintang tiga menjadi tiga posisi. Sebab keberadaan Kakorbrimob dengan pangkat Komjen sudah disetujui Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan tinggal menunggu penetapan dan pelantikan saja.

“Sesuai prosedurnya, nama nama calon Kapolri itu akan digodok Dewan Kebijakan Tinggi (Wanjakti) Polri yang diketuai Wakapolri dan anggotanya Irwasum, Assisten SDM, dan Kadiv Propam. Nama nama yang digodok Wanjakti ini lalu diserahkan Kapolri kepada Presiden untuk dipilih, kemudian dilakukan uji kepatutan di Komisi III DPR. Di sisi lain Kompolnas juga memberikan nama nama calon Kapolri sebagai usulan kepada Presiden,” kata Neta di Jakarta, Kamis (11/6/2020).

Dalam bursa calon Kapolri kali ini, IPW melihat ada tiga kelompok yang menonjol, yakni Geng Solo terdiri dari jenderal jenderal yang pernah bertugas di Solo, Geng Idham jenderal jenderal yang dekat dengan Kapolri Idham Azis, dan Geng Netral yang dekat dengan semua pihak.

“Yang menarik dalam dinamika teraktual di Polri, tiga kelompok yang sempat mendominasi putaran elit kekuasaan di Polri, saat ini sudah terkikis dan tersingkir dari putaran elit kekuasaan internal kepolisian tersebut, yakni Geng Syafruddin (mantan Waka Polri), Geng Tito (mantan Kapolri Tito Karnavian) dan Geng BG (Budi Gunawan – Kepala BIN),” ungkap Neta.

Dalam sejumlah mutasi di era Kapolri Idham Azis kelompok Syafruddin dan Tito perlahan tapi pasti tersingkir dari putaran elit kekuasaan di kepolisian. Sementara Geng BG tersisi di luar lembaga kepolisian, meski mendapat pangkat menjadi jenderal bintang tiga. “Apakah jenderal jenderal bintang tiga Geng BG yang berada di luar Polri ini bisa kembali ke internal kepolisian dan masuk dalam bursa calon Kapolri, kita tunggu saja,” ujarnya.

Selain itu lanjut Neta, ada dua hal lagi yang menarik untuk dicermati. Pertama, adalah nama mantan ajudan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Komjen Rico disebut sebut sebagai calon kuat pengganti Idham Azis, mengingat yang bersangkutan adalah Adimakayasa Akpol 88 B.

“Jika hal itu terjadi tentunya ini menjadi fenomena baru, tidak hanya di dalam dinamika kepolisian tapi juga dalam dinamika politik, dimana mantan ajudan Presiden SBY bisa menjadi Kapolri di era Presiden Jokowi,” kata Neta.

Kedua, disebut sebutnya nama Irjen Fadil sebagai calon pengganti Idham Azis mengingat Kapolda Jatim itu adalah salah satu “tim sukses” saat Idham mengikuti uji kepatutan di DPR. “Terlepas siapa pun yang menjadi Kapolri yang dipilih Presiden Jokowi nanti, dinamika prosesnya menarik untuk dicermati. Selain itu tugas berat tentunya menanti,” ucap Neta. [COK]

BEKASI TOP