posbekasi.com

Ini 7 Apresiasi Anies Ubah Rumah Sakit jadi Rumah Sehat

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengubah istilah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) menjadi Rumah Sehat Untuk Jakarta (RSUJ) pada pencanangan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) di RSUD Cengkareng, Rabu 3 Agustus 2022. [Posbekasi.com /dokumentasi ABW]

POSBEKASI.com | JAKARTA –  Langkah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengubah istilah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)  menjadi Rumah Sehat Untuk Jakarta (RSUJ) merupakan terobosan langka dan cerdas yang sedikit sekali dimiliki para pengambil kebijakan seperti kepala daerah yang pada umumnya hanya menjalankan tugas dan kewenangan normatif tanpa terobosan yang meqhirahkan kehidupan warganya.

“Rumah Sakit menjadi Rumah Sehat, itu terobosan cerdas dan langka. Mengapa? Ada 7 alasan,” sebut warga Jakarta Muhammad Joni, SH, MH, dalam keterangan tertulisnya diterima redaksi di Jakarta, Jumat 5 Agustus 2022.

Muhammad Joni yang juga Ketua Kornas Pera Indonesia, Divisi Advokasi Alinsan menyebut 7 alasan terobosan cerdas Anies Baswedan yang selalu bekerja untuk membahagiakan warga Ibukota ini m

“Pertama, itu dimaksudkan  merubah image dan kebiasaan sosial datang ke rumah sakit hanya mengobati. Dengan Rumah Sehat Jakarta, ikhtiar policy mengubah image dan kebiasaan (habit) hidup sehat dengan lingkungan fasilitas kesehatan yang sehat. Sebab, jaminan kesehatan bukan dikerdilkan menjadi jaminan perobatan,” ungkapnya.

Kedua lanjut Muhammad Joni, sistem layanan kesehatan bukan hanya  kuratif, namun promotif dan preventif (pencegahan). “Promosi kesehatan itu tangguh menjegal di awal-awal, agar warga Jakarta tidak menjadi jatuh sakit, dan sakit-sakitan, namun sehat wal afiat sejak semula. Dengan Rumah Sehat Jakarta, langkah yang nyata membahagia warga ibukota,” ucapnya.

Ketiga, transformasi kepada Rumah Sehat Jakarta bisa menjadi Model, Mentor, dan Mitra (M3) setara Pemerintah Daerah (Pemda) di Indonesia maupun sahabat bagi korporasi swasta dan organisasi kemasyarakatan –yang memiliki dan mengelola jaringan faskes luas. “Itu pelajaran baik dan kebijakan greatness yang bisa di “ATM”-kan: Adaptasi, Tiru, Modefikasi siapa saja.  Hal itu cocok dengan titel Jakarta Kota Kolaborasi,” terang Muhammad Joni menyebut alasan ketiga terobosan cerdas orang nomor 1 di DKI ini.

Alasan keempat kata Muhamad Joni, transformasi Rumah Sehat Jakarta, bukan hanya dari manual ke digital yang dapat mencerna “peta” medik kesehatan warga. Dimanfaatkan secara thoyyib sebagai basis analisis menyusun roadmap kebijakan publik demi menaikkan derajat kesehatan publik. Namun pintu besar bagi kolaborasi lintas sektor, seperti layanan Konsul Pranikah Calon Pengantin, perlindungan anak dari kekerasan, bahkan sentra terpadu mencegah stunting, dan layanan sehat untuk semua.

“Rumah Sehat Jakarta yang mudah diakses dan dijangkau warga kota bisa menjadi indikator penting yang tagging (terkoneksi) dengan SDGs (Sustanainable Development Goals) target ke 3: Good Health & Well Being dengan SDGs target ke 11: Sustainabel City and Community,” terang Muhammad Joni menyebut alasan kelima perubahan nama Rumah Sakit menjadi Rumah Sehat.

Alasan keenam adalah, Rumah Sehat Jakarta yang terkoneneksi dan berkolaborasi, menjadi narasi yang kuat, dan Karya nyata dirasakan dalam Jakarta City for All, dan Jakarta yang membahagiakan warganya.

“Tentu, image dan kebiasaan baru Rumah Sehat Jakarta memiliki justifikasi etis dan Gagasan juridis konstitusional, yakni hak atas sehat, hak jaminan sosial, hak layanan kesehatan dan fasilitas layanan kesehatan (vide Pasal 28H ayat (1) dan ayat (3),  Pasal 34 ayat (3) UUD 1945). “Yang frasa maupun substansinta mengamanatkan layanan kesehatan, bukan layanan perobatan dan kesembuhan saja. Langkah Anies itu, kuat dalam kerangka “trilogi pembangunan” ala Anies Baswedan: Gagasan, Narasi, Karya,” kata Muhammad Joni yang juga Advokat senior menyebut alasan ketujuh terobosan Anies Baswedan.[REL]

BEKASI TOP