posbekasi.com

Estetika Satpol PP Kota Bekasi “Dzolimi” Paslon Nur-Firdaus

Poster paslon Hasanah semarak menghiasi Kota Bekasi sebagai sosialisasi pada masayarakat.[POS4]
POSBEKASI.COM, BEKASI – Sepekan terakhir ini poster dan banner pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat TB Hasanuddin dan Anton Charliyan (Hasanah) banyak terpasang diberbagai jalan dan sudut kota meramaikan bursa Pilgub Jabar.

Semarakanya banner atau poster pasangan Hasanah di Kota Bekasi jauh berbeda dengan poster, banner atau baliho pasangan Calon Walikota Bekasi Nur Supriyanto – Adhy Firdaus Saady (Nur-Firdaus) yang hanya hitungan jam langsung “raib” hilang.

Hal ini menimbulkan pertanyaan bagi warga Kota Bekasi bahkan kalangan akar rumput pendukung Nur-Firdaus mengecam ketidak fair-an dalam sosialisasi paslon melalui poster.

“Kami tidak anti dengan pasangan calon manapun, apalagi dengan calon Gubernur Jabar Hasanah yang sepekan terakhir ini banyak terpampang dan semarak menghiasi jalan-jalan mulai dari inti kota sampai ke sudut-sudut kampung sah-sah saja. Tapi kenapa ada perbedaan dengan poster Nur-Firdaus yang baru satu malam dipasang sudah hilang?,” kata Rahimin salah seorang warga yang mendukung pasangan calon Nur-Firdaus saat berbincang-bincang dengan posbekasi.com, Senin 29 Janauri 2018.

Seperti diketauhi, poster Nur-Firdaus dicopot angota Satpol PP dengan “wajah kebencian” dan baliho yang baru satu malam dipasang di kawasan Bekasi Barat dicopot dan Pekayon di coret-coret yang sampai saat ini tidak diketauhi siapa pelakunya.

Rahimin meminta, Satpol PP Kota Bekasi yang berkompoten dalam ketertiban tidak tebang pilih apalagi sampai mendzolimi salah satu paslon yang berefek pada rusaknya demokrasi dalam Pilkada.

Foto yang beredar di jejaring sosial terlihat dua oknum Satpol PP berupaya mencopot banner calon Walikota Bekasi Nur Supriyanto.[ISTIMEWA]
“Seperti yang pernah disampaikan Kepala Satpol PP tentang estetika alasan mencopot poster Nur-Firdaus beberapa waktu lalu tidak masuk diakal, karena Satpol PP tidak melakukannya secara fair. Contohnya, adanya poster atau banner dari paslon lain kenapa tidak ditertibkan seperti poster Nur-Firdaus. Jangan mendzolimi salah satu paslon, ini merusak pesta demokrasi kita,” terangnya.

Pendukung Nur-Firdaus itu meminta Satpol PP atau pihak manapun yang berkompeten dalam ketertiban masalah Pilkada ini hendaknya dilakukan tanpa tebang pilih.

“Jangan mengedepankan estetika tapi kenyataannya tebang pilih, ini namanya tidak fair dalam suatu komptetisi. Apalagi Pilkada harus dilakukan dengan cara-cara elegan sesuai aturan dan perundang-undangan bukan semau gue atau keberpihakan pada salah satu calon. Satpol PP itu digaji dengan uang rakyat maka dia harus fair dalam menjalankan perundang-undangan tanpa mendzolimi siapapun,” ucapnya.

Mengenai poster paslon Gubernur Jabar Hasanah lanjut Rahimin, tidak dia permasalahkan karena hal itu merupakan sosialisasi kepada masyarakat Kota Bekasi agar lebih mengenal calonnya.

“Tapi kenapa dengan paslon Walikota Bekasi Nu-Firdaus yang sepertinya anti banget, poster dipasang sore, eh besok paginya sudah hilang. Ini perlu diusut dan Bawaslu perlu turun tangan untuk menjelaskannya kepada warga, jangan ada tebang pilih pada paslon yang sedang mesosialisasikan pencalonan mereka,” terangnya.[RIS/POS4]

BEKASI TOP