“Lonjakan sampah warga DKI saat ini rata-rata mencapai 7 ribu ton per hari atau melonjak dari kesepakatan kontrak kerja yakni 2 ribu ton per hari,” kata Managing Director PT GTJ Dauglas J Manurung di Bekasi, Selasa (14/6/2016).
Situasi itu katanya, menyalahi kontrak kerja dan kesepatan antara Pemprov DKI Jakarta dengan penglola PT Godang Tua Jaya (GTJ) jo PT Navigat Organic Energy Indonesia (NOEI).
Dampak dari membludaknya sampah DKI di Bantargebang itu mengakibatkan pihaknya kesulitan mengolah gas metana menjadi pembangkit listrik yang merupakan salah satu kewajiban pengelola.
“Gas metana itu hanya muncul dari pembusukan sampah lama. Kalau sampah lamanya terus menerus ditumpuk dengan lapisan baru, maka gas metananya akan hilang,” katanya.[BES]