Walikota Bekasi, Dr. Rahmat Effendi, yang membuka acara mengatakan Kota Bekasi yang telah berkembang menjadi tempat tinggal kaum urban dan pusat industri, jasa, dan perdagangan yang menjadi salah satu dampak aktivitas kegiatan usaha dari sisi lingkungan hidup adalah terjadinya pencemaran lingkungan akibat limbah dari kegiatan usaha. air, polusi udara, kerusakan tanah akibat pembuangan limbah ialah persoalan yang harus dihadapi.
Hadiri dalam acara tersebut, Ketua Asosiasi Pengusaha Indoensia (APINDO) Kota Bekasi, Purnomo, Pimpinan Trisakti, Drs. Teguh Siswanto, Bidang Pengendalian Pencemaran Air Provinsi Jawa Barat, Resmiani dan tergabung dalam peserta 200 pelaku usaha yang bergerak di Kota Bekasi.
Pencegahan dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi, diperlukan pengendalian terhadap pencemaran dan kerusakan lingkungan dengan menetapkan baku mutu lingkungan adalah batas kadar yang diperkenankan bagi zat pencemaran.
Dikatakan Rahmat Effendi, kesadaran para warga Kota Bekasi yang harus diterapkan dari hati sendiri, yang terbentuk dari hati sendiri sehingga bisa diterapkan di lingkungannya, sehingga masyarakat takut dengan sistemnya bukan karena ada siapa siapa.
“Jika ingin mendapatkan adipura, bukan hanya adipura biasa melainkan adipura yang berbudaya dan memang terbukti akan kesadaran masyarakatnya, sehingga peraihan tersebut bisa membuat sadar para masyarakat yang membuat pencemaran lingkungan,” kata Walikota.[adv/humas]