posbekasi.com

Pertempuran Hamas dan Israel Dimulai Kembali di Gaza

 

Asap mengepul di Gaza menyusul serangan Israel, setelah gencatan senjata sementara antara Israel dan Hamas berakhir, seperti yang terlihat dari Israel selatan, 1 Desember 2023. (Foto: Reuters)

posBEKASI.com | GAZA – Pertempuran antara Israel dan Hamas telah berkobar kembali di Gaza, setelah gencatan senjata selama tujuh hari yang memfasilitasi pertukaran sandera dan tahanan Palestina, serta masuknya bantuan kemanusiaan di wilayah kantong yang hancur itu berakhir.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) hari Jumat (1/12) mengatakan, dimulainya kembali pertempuran itu terjadi menyusul pelanggaran gencatan senjata sementara oleh Hamas, dan peluncuran roket ke Israel oleh kelompok militan itu.

Kekerasan baru itu terjadi di tengah-tengah laporan New York Times bahwa Israel memiliki informasi sebelumnya mengenai rincian serangan Hamas terhadap Israel. Akan tetapi rencana itu dikesampingkan Israel yang menganggapnya “aspirasional” atau hanya untuk prestise semata.

NYT Kaji Dokumen “Jericho Wall”

Dokumen terjemahan setebal kurang lebih 40 halaman, dengan nama sandi “Jericho Wall” (Tembok Jericho) yang telah dikaji harian tersebut, merinci bagaimana Hamas akan melakukan serangan dari berbagai arah terhadap posisi-posisi pertahanan Israel, dan juga akan merebut kota-kota. Tidak ada tanggal yang ditetapkan untuk serangan tersebut.

New York Times mengatakan para pejabat militer dan intelijen Israel telah mengetahui rencana itu lebih dari setahun sebelum serangan 7 Oktober.

Tidak jelas apakah PM Benjamin Netanyahu juga mengetahui informasi ini. Belum ada reaksi dari pemerintah Israel mengenai laporan surat kabar itu.

Perundingan Tetap Berlanjut

Sementara suara dan aroma perang kembali ke Gaza, para mediator internasional terus melanjutkan perundingan dalam upaya mengakhiri pertempuran.

IDF mengatakan di X, platform media sosial yang semula dikenal sebagai Twitter, pihaknya “berhasil mencegat” roket yang diluncurkan dari Gaza.

Belum ada yang mengaku bertanggung jawab dari Hamas atas serangan roket tersebut.

Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikelola Hamas mengatakan sedikitnya 32 orang tewas dalam jam-jam pertama serangan hari Jumat.

Selebaran yang disebarkan Israel di Khan Younis, Gaza Selatan, menganjurkan agar orang-orang di sana pergi lebih jauh lagi ke selatan demi keselamatan mereka.

UNICEF: RS di Gaza Tak Lagi Bisa Tampung Pasien

Juru bicara UNICEF James Elder mengatakan dalam video yang diposting di X, dari rumah sakit “terbesar yang masih berfungsi” di Gaza, bahwa “rumah sakit ini tidak bisa menerima lebih banyak lagi anak-anak yang mengalami luka perang.” Ia mengatakan sebuah bom jatuh “persis 50 meter dari sini.”

Elder mengatakan, “tidak adanya tindakan oleh mereka yang memiliki pengaruh telah memungkinkan terjadinya pembunuhan anak-anak. Ini adalah perang terhadap anak-anak.”

Pertempuran kembali terjadi setelah gencatan senjata tujuh hari yang memungkinkan pertukaran sandera Israel yang ditawan Hamas ketika melakukan serangan ke selatan Israel pada 7 Oktober lalu. Israel juga telah membebaskan sejumlah tahanan Palestina dari penjara-penjaranya.

Hamas Bebaskan 105 Sandera, Israel Lepaskan 240 Tahanan Palestina

Pada hari Kamis (30/11), Hamas membebaskan delapan sandera Israel di Gaza berdasarkan kesepakatan perpanjangan gencatan, dan tidak lama kemudian Israel membebaskan 30 tahanan Palestina, sementara para perunding berusaha untuk memperpanjang kembali jeda pertempuran.

Dua perempuan dibebaskan pada siang hari dan enam lainnya dibebaskan menjelang tengah malam. Ini merupakan kelompok sandera ketujuh yang dibebaskan berdasarkan kesepakatan gencatan senjata sementara antara Hamas dan Israel.

Israel awalnya menuntut kelompok militan tersebut untuk membebaskan sedikitnya 10 sandera setiap hari agar gencatan dapat berlanjut. Tetapi seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar mengatakan tidak ada tambahan sandera yang akan dibebaskan pada hari Kamis. Qatar memediasi gencatan tersebut. Ditambahkannya, Israel menerima delapan sandera karena Hamas pada hari Rabu (29/11) telah membebaskan dua sandera ekstra, yakni dua perempuan Rusia keturunan Israel.

Hamas telah mengisyaratkan bahwa pihaknya dapat membebaskan dua lagi warga Rusia keturunan Israel, tetapi kelompok militan itu pada akhirnya tidak melakukannya. Hamas sebelumnya juga mengatakan akan menyerahkan tiga mayat sandera Israel pada hari Kamis, tetapi tidak jelas apakah hal tersebut terjadi.

Sebagai imbalannya, Israel membebaskan 30 tahanan Palestina dari berbagai penjara di negara itu.

Hingga saat ini Hamas telah membebaskan 105 sandera, dan Israel telah membebaskan 240 tahanan Palestina. Hamas telah ditetapkan sebagai organisasi teror oleh AS, Inggris, Uni Eropa dan negara-negara lain.

Israel awalnya menuntut kelompok militan tersebut untuk membebaskan sedikitnya 10 sandera setiap hari agar gencatan dapat berlanjut. Tetapi seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar mengatakan tidak ada tambahan sandera yang akan dibebaskan pada Kamis. Qatar memperantarai gencatan tersebut.

Juru bicara Qatar itu mengatakan Israel menerima delapan sandera karena Hamas pada hari Rabu (29/11) membebaskan dua sandera ekstra, yakni dua perempuan Rusia keturunan Israel.

Hamas telah mengisyaratkan bahwa pihaknya dapat membebaskan dua lagi warga Rusia keturunan Israel, tetapi kelompok militan itu pada akhirnya tidak melakukannya. Hamas sebelumnya juga mengatakan akan menyerahkan tiga mayat sandera Israel pada hari Kamis, tetapi tidak jelas apakah hal tersebut terjadi.

Sebagai imbalannya, Israel membebaskan 30 orang Palestina dari berbagai penjara di Israel.

Hingga kini, Hamas telah membebaskan 105 sandera dan Israel telah membebaskan 240 tahanan Palestina. Hamas telah ditetapkan sebagai organisasi teror oleh AS, Inggris, Uni Eropa dan negara-negara lain. [voa]

BEKASI TOP