Banyak pihak yang mengkambing hitamkan Pertamina, harga pesawat dikaitkan dengan kenaikan harga avtur.
“Jaga marwah pekerja, jaga marwah Pertamina, Pertamina bukan untuk sebagai alat pencitraan dan bukan alat untuk politik praktis” kata Sekjend FPPB Dicky Firmansyah, dalam orasinya ditengah-tengah ribuan massa.
Demonstrasi tersebut dipicu pernyataan Presiden Joko Widodo yang kaget dengat tiket pesawat yang naik. Harga tiket pesawat naik, Jokowi sebut Pertamina monopoli? Seperti diwartakan media masa beberapa waktu lalu.
Sedangkan pada 1 Februari 2019, Indonesia National Air Carriers Association (INACA) dalam keterangan persnya memastikan harga avtur tidak secara langsung mengakibatkan harga tiket pesawat menjadi mahal.
“Beban operasional penerbangan lainnya seperti leasing pesawat, maintenance dan lain-lain memang menjadi tinggi ditengah meningkatnya nilai tukar dollar Amerika Serikat,” kata Dicky mengutip pernyataan Ketua Umum INACA, IGN Askhara Danadiputra.
Aksi massa FSPPB yang emndapat perhatian masyarakat yang melintas di seputar Istana Negara itu membentangkan beberapa spanduk di ataranya bertuliskan, “Avtur Pertamina Sudah Kompetitif Jangan Bilang Mahal Supaya Asing Bisa Jualan! Kami Menolak”, “Pertamina Dilemahkan Penguasa Sendiri Kedaulatan Energi Hanya Tinggal Mimpi, Kami Siap Melawan!”, Jangan Kambing Hitamkan Harga Avtur Pertamina Terkait Mahalnya Tiket Pesawat, Pertamina Milik Rakyat, Bukan Penguasa, Lawan!’, Harga Avtur Mahal Jangan Jadikan Alasan Asing Berbisnis di Bumi Pertiwi”, “Jangan Kambing Hitamkan Harga Avtur Pertamina Hanya Untuk Buka Bisnis Avtur Diraup Asing dan Swasta”, Hentikan Pelemahan Bisnis Pertamina, Dimana Harga Dirimu Penguasa?”.[RIS/POB]