“Selain ongkosnya terlalu mahal, kita juga pesimis Transjabodetabek Premium bisa bertahan lama. Biasanya fasilitas yang ada di bus juga tidak bertahan lama,” kata Riska, salah seorang warga kepada Posbekasi.com, Selasa 19 September 2017.
Ongkos Transjabodetabek Premium yang dipatok Rp20 ribu sekali jalan kata Riska terlalu mahal hingga untuk pulang pergi harus mengeluarkan Rp40 ribu. “Itu terlalu mahal bagi kami karyawan biasa,” katanya.
Dikatakannya, fasilitas di dalam bus tersebut yang terpasang WiFi juga tidak akan betahan lama dan untuk waktu tempuh juga tidak berbeda dengan menggunakan Busway, bus umum maupun omprengan.
Menurut karyawati yang berkantor di Jakarta itu hingga kini masih kerap menggunakan omprengan bila berangkat kerja. “Tapi kalau pulang kerja lebih sering menggunakan Busway yang ongkosnyajauh lebih murah,” katanya.
Sebagaimana dikatakan Menhub, Transjabodetabek Premium Transjabodetabek dianggap belum maksimal dan menilai masyarakat masih harus berganti-ganti sarana transportasi untuk satu kali keberangkatan dari rumah ke titik keberangkatan bus tersebut hingga tiba di tempat tujuan.
“Saya pikir kami juga harus lebih kreatif, kami mungkin juga harus melakukan angkutan bus point to point. Misal dari Jababeka ke Thamrin, dari Lippo Cikarang langsung ke mana, dari Kemang Pratama menuju tempat tertentu,” kata Budi, Selasa19 September 2017.
Pengoperasian TransJabodetabek Premium untuk dapat mengurangi volume kendaraan pribadi di jalan raya, berharap TransJabodetabek Premium menjadi suatu angkutan alternatif pilihan bagi masyarakat.[GHA]