posbekasi.com

PBB: Setidaknya 14 Staf PBB Tewas dalam Perang Israel-Hamas

Sejumlah warga Palestina berlindung di gedung sekolah yang dikelola oleh badan PBB UNRWA di Khan Yunis, di selatan Jalur Gaza, pada 16 Oktober 2023. (Foto: AFP/Mahmud Hams)

posBEKASI.com | JAKARTA – Lebih dari satu juta orang telah mengungsi di Jalur Gaza menjelang invasi Israel yang hendak menumpas kepemimpinan Hamas menyusul serangan yang dilakukan oleh kelompok militan terse but ke wilayah Israel.

Kelompok bantuan memperingatkan bahwa serangan darat Israel akan mempercepat terciptanya krisis kemanusiaan.

Pasukan Israel mengambil posisi di sepanjang perbatasan dengan Gaza dan melakukan latihan yang menurut Israel akan menjadi kampanye luas guna membongkar kelompok militan itu.

Tidak ada bantuan yang datang dan pasokan mulai habis, kata Juliette Touma, direktur komunikasi Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) dalam briefing virtual di PBB, New York, pada Senin (16/10).

Touma mengatakan jumlah staf PBB yang telah tewas kini mencapai 14, tetapi kemungkinan angka sebenarnnya lebih tinggi.

Ia mengatakan timnya di lapangan semakin merasa cemas.

“Mereka mengatakan mereka tidak bisa menjamin keselamatan anak-anak mereka, bahwa mereka akan baik-baik saja padahal tidak demikian halnya. Kami merasakan tingkat keputusasaan dan frustrasi dan keletihan di kalangan staf kami, yang meningkat dari jam ke jam,” ujar Touma.

“Kami dari UNRWA menyerukan agar blokade ini dihentikan, sehingga organisasi seperti UNRWA dan badan-badan PBB lain serta badan kemanusiaan bisa membawa pasokan yang sangat dibutuhkan ke Jalur Gaza,” katanya.

Serangan udara dahsyat selama seminggu telah menghancurkan daerah-daerah tempat tinggal namun tidak berhasil mencegah tembakan roket militan ke dalam wilayah Israel.

Perang yang dimulai pada 7 Oktober telah menjadi yang paling mematikan dari lima perang yang berlangsung antara pihak Hamas dan Israel. Lebih dari 4.000 orang telah tewas dalam perang kali ini. [voa]TRANSINDONESIA.co | Lebih dari satu juta orang telah mengungsi di Jalur Gaza menjelang invasi Israel yang hendak menumpas kepemimpinan Hamas menyusul serangan yang dilakukan oleh kelompok militan terse but ke wilayah Israel.

Kelompok bantuan memperingatkan bahwa serangan darat Israel akan mempercepat terciptanya krisis kemanusiaan.

Pasukan Israel mengambil posisi di sepanjang perbatasan dengan Gaza dan melakukan latihan yang menurut Israel akan menjadi kampanye luas guna membongkar kelompok militan itu.

Tidak ada bantuan yang datang dan pasokan mulai habis, kata Juliette Touma, direktur komunikasi Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) dalam briefing virtual di PBB, New York, pada Senin (16/10).

Touma mengatakan jumlah staf PBB yang telah tewas kini mencapai 14, tetapi kemungkinan angka sebenarnnya lebih tinggi.

Ia mengatakan timnya di lapangan semakin merasa cemas.

“Mereka mengatakan mereka tidak bisa menjamin keselamatan anak-anak mereka, bahwa mereka akan baik-baik saja padahal tidak demikian halnya. Kami merasakan tingkat keputusasaan dan frustrasi dan keletihan di kalangan staf kami, yang meningkat dari jam ke jam,” ujar Touma.

“Kami dari UNRWA menyerukan agar blokade ini dihentikan, sehingga organisasi seperti UNRWA dan badan-badan PBB lain serta badan kemanusiaan bisa membawa pasokan yang sangat dibutuhkan ke Jalur Gaza,” katanya.

Serangan udara dahsyat selama seminggu telah menghancurkan daerah-daerah tempat tinggal namun tidak berhasil mencegah tembakan roket militan ke dalam wilayah Israel.

Perang yang dimulai pada 7 Oktober telah menjadi yang paling mematikan dari lima perang yang berlangsung antara pihak Hamas dan Israel. Lebih dari 4.000 orang telah tewas dalam perang kali ini. [voa]

BEKASI TOP