posbekasi.com

77 Tahun Polri Diharapakan Semakin Humanis dan Menjadi Polisi Idaman

posBEKASI.com | Oleh: H. Syahrir, SE, M.IPol (Anggota Komisi I DPRD Provinsi Jawa Barat)

Tepat 1 Juli 2023, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) berusia 77 tahun diharapkan lebih humanis sebagia pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat.

Ketiga peran penting yang menjadi kewajiban Polri ini merupakan wajah Polri di mata masyarakat. Artinya, bila pelindung, pengayom, dan pelayan dinilai masyarakat kurang baik maka anggota Polri yang bertugas di seluruh Indonesia menjadi kurang simpati. Begitu pula sebaliknya, bila diniali positif dan masyarakat merasa benar-benar dilindungi, diayomi dan dilayani, maka di manapun wajah Polri akan dihormati dan disegani.

Berbagai gebrakan, inovasi, inovatif maupun terobosan yang dilakukan Polri dari tahun ke tahun, hingga hari ini menginjak usia 77 tahun tentu pimpin Polri terus berupaya untuk memaksimalkan menjalankan Tri Brata dan Catur Prasetya yang menjadi pedoman bagi setiap anggota Polri dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.

Halnya, Tri Brata yang harus selalu diamalkan oleh setiap anggota Polri; (1). Berbakti kepada nusa dan bangsa dengan penuh ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. (2). Menjunjung tinggi kebenaran, keadilan, dan kemanusiaan dalam menegakkan hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. (3). Senantiasa melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat dengan keikhlasan untuk mewujudkan keamanan dan ketertiban.

Begitu juga Catur Prasetya, sebagai insan Bhayangkara kehormatan siap berkorban demi masyarakat bangsa dan negara untuk; (1). Meniadakan segala bentuk gangguan keamanan. (2). Menjaga keselamatan jiwa raga harta benda dan hak azasi manusia. (3). Menjamin kepastian berdasarkan hukum. (4). Memelihara perasaan tentram dan damai.

Tri Brata dan Catur Prasetya yang menjadi pedoman Polri ini dijalankan maka “Wajah Kepolisian Negara Republik Indonesia” akan tampil humanis di tengah masyarakat Indonesia, bahkan dapat disegani Kepolisian di luar negeri

77 tahun Polri, diharapkan dapat mengubah pola tingkah dan perilaku anggota di lapangan yang selama ini menyimpang menjadi tamparan keras ke wajah Polri. Masalahnya, tidak hanya anggota Polri level pangkat Bintara, Perwira Menengah, tetapi juga hingga Perwira Tinggi (Pati) berpangkat Jenderal tidak sedikit yang mencoreng wajah Polri, sebut saja, Irjen Ferdy Sambo dan Irjen Teddy Minahasa. Kedua jenderal tersebut membuat aib Polri dengan kasusnya yakni, pembunuhan berencana dan menjual narkoba.

Bercermin dari kedua Pati tersebut, seyogyanya keduanya tidaklah melakukan hal tersebut, dengan pangkat dan ilmu yang telah di tempah di institut seragam coklat. Kenyataannya, seorang Pati tidak menjadi jaminan bahwa anggota atau oknum Polri bisa melindungi, mengayomi, dan melayani masyakarat.

Hari ini, 77 tahun Polri tentu tidak bisa digeneralisir Polri sudah baik atau Polri masih buruk. Paling tidak, Polri terlihat dan dirasakan terus berbenah. Untuk itu, pembenahan di Korps Bhayangkara ini juga harus dilakukan dari pucuk pimpinan, Kapolri, Kapolda, Kapolres, hingga Kapolsek membenahi anggotanya hingga benar benar menjadi Polisi yang diidamkan masyarakat.

Selamat Ulang Tahun Polri ke-77.

Adikarya Parlemen

BEKASI TOP