posbekasi.com

Rusia Invasi Ukraina: Warga Ukraina Berlindung di Stasiun Kereta Bawah Tanah, Lebih 100 Meninggal

Warga Ukraina berlindung di sebuah stasiun kereta bawah tanah di ibu kota Kyiv, setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengotorisasi operasi militer Rusia terhadap Ukraina timur hari Kamis (24/2/2022).[Reuters]

POSBEKASI.com | JAKARTA – Rasa takut yang menghinggapi melihat kemungkinan bahwa Rusia dapat menyerang wilayah ibu kota Kyiv setiap saat, banyak warga Ukraina pada Kamis (24/2) malam berlindung di stasiun kereta api bawah tanah, Kyiv.

Dalam waktu satu jam setelah hari mulai gelap, stasiun metro penuh dengan keluarga dan anak-anak, mengobrol, bermain, dan makan malam.

Orang-orang membawa perlengkapan tidur dan selimut mereka sendiri, juga anjing dan teka-teki silang, dengan harapan dapat mengisi malam yang panjang. Namun terlepas dari suasana ceria, banyak orang kelelahan dengan ketegangan yang terjadi pada Kamis (24/2) dan tampak sangat sedih dengan apa yang terjadi di negara mereka.

Pada Kamis (24/2) dini hari, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan operasi militer ‘khusus’ di Ukraina dan memperingatkan negara-negara lain bahwa setiap upaya untuk campur tangan pada tindakan Rusia, akan mengarah pada “konsekuensi yang belum pernah dilihat.”

Pengumuman Putin segera disusul dengan penembakan di bagian utara, timur dan selatan Ukraina, termasuk di wilayah Kyiv.

Seorang warga setempat, Bogdan Voytenko mengatakan, “(Saya di sini) karena saya pikir ini satu-satunya tempat di mana kami dapat bersembunyi di Kyiv. Semua tempat lain… menakutkan.”

Voytenko mengatakan, dia bersama dua temannya bermaksud bermalam di tempat perlindungan sementara dari serangan bom.

Mereka telah membawa kacang dan buah-buahan kering, serta kantong tidur untuk membuat malam mereka senyaman mungkin.

Lebih 100 Meninggal

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan 137 orang – baik tentara maupun warga sipil – meninggal Kamis (24/02) pada hari pertama serangan besar Rusia.

Pasukan Rusia juga dilaporkan semakin mendekat ibu kota Kiev.

PBB mengatakan warga di ibu kota Kiev dan dari kota-kota lain melarikan diri dan sekitar 100.000 sudah angkat kaki.

Rusia juga menguasai kompleks Chernobyl – tempat terjadinya bencana nuklir terparah dunia pada 1986. Kawasan ini masih bahaya radioaktif dan menimbulkan kekhawatiran dari pengawas nuklir internasional.

Pertempuran pecah di lokasi-lokasi kunci, termasuk di landasan udara di dekat ibu kota Kiev yang dikuasai pasukan Rusia dan pasukan diklaim Ukraina telah diambil alih kembali.

Inggris dan Amerika Serikat mengumumkan sanksi baru terhadap Rusia termasuk membekukan aset di bank-bank.

Sementara itu Presiden Vladimir Putin mempertahankan operasi militer itu dan mengatakan tak ada jalan lain untuk mempertahankan Rusia.

Tetapi Presiden AS, Joe Biden mengatakan Rusia akan menghadapi ganjaran berat karena agresi Putin ini.

Di Kiev, banyak warga yang tidur di stasiun kereta bawah tanah.

Banyak orang yang membawa binatang peliharaan mereka dan bahkan matras, menurut salah seorang yang ikut mengungsi.

Oksana Potapova menulis di Facebooknya keputusan untuk berlindung di stasiun adalah langkah tepat “mengingat terjadinya pertempuran sengit di dekat Kiev, Chernobyl dikuasai dan perkiraan serangan di Kiev.”

Sementara itu, protes antiperang mendukung Ukraina terjadi di sejumlah kota di seluruh Eropa dan juga di Rusia, walaupun berujung lebih dari 700 orang ditahan.

Kementerian Luar Negeri Indonesia sebelumnya mengatakan telah menjalankan “rencana kontingensi” untuk melindungi warga negara Indonesia (WNI) di Ukraina.

Direktur Perlindungan WNI Kemenlu, Judha Nugraha, mengatakan pihaknya melalui KBRI Kiev telah menjalin kontak dengan 138 WNI di Ukraina.

“Dalam komunikasi melalui grup WhatsApp, kami mendapat info WNI di sana dalam kondisi aman. Mereka tetap tenang,” kata Judha dalam konferensi pers virtual, Kamis (24/02).

Ia menjelaskan bahwa, sesuai rencana kontingensi yang telah disiapkan sebelumnya, Kemenlu telah meminta para WNI untuk berkumpul di KBRI Kiev. Pihak KBRI juga menyediakan hotline bagi para WNI.

Kemenlu juga telah menyusun rencana kontingensi dengan KBRI di kota-kota lain seperti Warsawa, Bratislava, Bucharest, dan Moskow untuk memberikan perlindungan bagi WNI yang ada di sana, tambah Judha.

“Saat ini prioritas kami adalah keselamatan warga negara indonesia. Kita akan memastikan dahulu mereka ada di lokasi yang aman, tentunya dalam hal ini adalah KBRI kita yang ada di Kiev.

“Selanjutnya, mengikuti perkembangan terakhir yang kita lihat kita akan melakukan evaluasi dari menit ke menit mengenai situasi yang ada. Tentu, berdasarkan pola-pola sebelumnya, jika dipandang perlu untuk mengevakuasi ke Indonesia [kita akan lakukan],” ujarnya.

Terdapat 138 WNI di Ukraina, mayoritasnya tinggal di Kiev dan Odessa. Dari jumlah tersebut, 11 WNI ada di Ukraina Timur termasuk Luhansk dan Donetsk yang dikuasi kelompok pemberontak sokongan Rusia.

“Kita sudah mampu menjalin komunikasi dengan mereka. Kita minta mereka mendekat, berkumpul ke KBRI Kiev. Namun jika tidak memungkinkan, sesuai dengan rencana kontingensi, ada titik-titik yang sudah di-dedicated-kan sebagai titik kumpul para WNI kita di kota-kota tertentu,” kata Judha.

Kamis (24/02) pukul lima pagi waktu setempat (10:00 WIB), Presiden Vladimir Putin meluncurkan operasi militer besar ke Ukraina. Ledakan terdengar di beberapa wilayah, mulai dari pinggiran Ibu Kota Kiev, hingga wilayah Donbas di timur yang dimasuki Rusia.

Presiden Ukraina Zelensky telah mengumumkan darurat militer dan bersiap melawan invasi tersebut. Dia juga telah mengkonfirmasi laporan serangan rudal di negaranya, ungkap Reuters.

Rusia disebut telah melakukan serangan rudal terhadap infrastruktur Ukraina dan penjaga perbatasan

Sedangkan Rusia menyatakan mengincar fasilitas militer dan pertahanan udara dan angkata udara Ukraina dengan “senjata presisi tinggi.”

Angkatan bersenjata Ukraina telah memposting pernyataan yang mengatakan bahwa militer Rusia memulai “penembakan intensif” terhadap unit-unitnya di timur negara itu.

Juga disebutkan angkatan udara Ukraina sedang melawan serangan udara oleh Rusia.[BBC/VOA]

BEKASI TOP