posbekasi.com

Situasi Gaza Terkini, 10 WNI Tunggu Evakuasi PBB

Rumah dan bangunan hancur akibat serangan Israel di Kota Gaza, 10 Oktober 2023. (Foto: REUTERS/Mohammed Salem)

posBEKASI.com | JAKARTA – Salah seorang Warga Negara Indonesia (WNI) yang bermukim di Jalur Gaza, Abdillah Onim mengungkapkan kondisi diJalur Gaza masih tidak menentu. Sebanyak 10 WNI di sana kini menunggu proses evakuasi tim dari badan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB)

Hal itu dikatakan Onim dalam perbincangan bersama Pro 3 RRI, Jumat (13/10/2023) malam. Tak hanya dalam kondisi ketidakjelasan, menurut Onim, situasi di Jalur Gaza juga mencekam dengan dentuman bom dari pihak Israel.

Ia menyebut warga negara Indonesia (WNI) di Jalur Gaza ada sebanyak 10 orang termasuk dirinya. Saat ini, kata dia, selurun WNI tengah menunggu proses evakuasi oleh PBB.

Tetapi proses evakuasi belum ada kejelasan. “Kami masih menunggu evakuasi,” kata Onim.

Di sisi lain, Onim mengatakan, pada Jumat ini pihak Israel melalui udara menyebarkan edaran kepada warga Palestina di Jalur Gaza. Dalam edaran itu, Israel mengimbau warga Gaza harus menuju ke Wadi yang terletak di Gaza bagian tengah.

“Imbauan ini bukan pertama kalinya tetapi sebagain warga Gaza bersikukuh enggan ke Wadi. Mereka mengatakan cukup kita di sini saja,” ujarnya.

Menurut Onim, imbauan Israel itu sama sekali tidak direspons oleh sebagian besar warga Gaza. Meskii taruhannya nyawa, Onim memastikan warga Gaza akan bertahan di daerahnya meskipun ada serangan kembali dari Israel.

Dalam kesempatan ini, Onim menyampaikan sejumlah warga Gaza termasuk dirinya harus makan dengan terbatas. Bahkan, kata dia, dalam dua hari ini ia makan hanya sampai  Sabtu saja.

“Setelah besok kami akan berkoordinasi dengan teman-teman di sini. Karena warga lokal juga mengalami kesusahan,” kata Onim.

Ia juga mengungkapkan dalam agresi Israel selama tujuh hari ini, warga Gaza harus hidup tanpa makanan, air dan listrik. Tak hanya itu, rumah sakit juga harus merawat korban serangan Israel tanpa obat-obatan.

“Coba kita bayangkan yang meninggal di sini sudah lebih dari 1.400 orang. Yang meninggalnya adalah mayoritas anak-anak. lansia dan perempuan,” ujarnya.

Sedangkan warga Gaza yang mengalami cedera, kata Onim, lebih dari 6.600 orang.Semakin bertambahnya yang cedera, menurut Onim, membuat pihak Kementerian Kesehatan kewalahan.

“Semua pasien yang ada di dalam rumah sakit harus dikeluarkan . Karena mereka tidak mendapatkan obat-obatan dan ruangan tanpa listrik,” kata dia.

Onim menyebut bahan makanan tidak dapat masuk ke Jalur Gaza. Hal itu karena pintu perbatasan sudah dihancurkan seperti di Gaza selatan oleh Israel.

Selain itu, menurutnya, pintu utara perbatasan Gaza juga telah dihancurkan dan tutup total. Hingga saat ini, kata dia, tidak ada jalan keluar dari Gaza.

“Kita harapkan Palang Merah Internasional harus turun tangan. Begitu juga PBB harus turun tangan untuk mengembalikan situasi agar supaya misi kemanusiaan bisa berjalan untuk warga mendapatkan bahan makanan,” kata Onim.

Menurutnya, pihak Yordania juga berjanji akan mengirimkan bantuan melalui pesawat udara. Akan tetapi sampai saat ini bantuan dari Yordainia tidak kunjung tiba.

“Bantuan itu sangat ditunggu warga Gaza. Semua masih meraba-raba apakah bantuan bisa masuk,” ucapnya. [rri/rts]

BEKASI TOP