
BEKASI KABUPATEN | POSBEKASI.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat berbagai peristiwa bencana yang dilaporkan hingga Senin (3/11/2025), pukul 07.00 WIB. Hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi mengguyur beberapa wilayah di Indonesia, termasuk Kabupaten Bekasi yang mengakibatkan jebolnya Bendungan CBL
“Banjir mendominasi laporan kejadian bencana pada awal pekan bulan November, di Kabupaten Bekasi, hujan dengan intensitas tinggi dan kiriman air dari hulu sungai serta kurang memadainya saluran drainase mengakibatkan kali Cikarang meluap hingga menyebabkan tanggul jebol,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam keterangan tertulisnya diterima redaksi, Senin (3/11/2025).
Akibat banjir tersebut, tujuh kecamatan terendam air dengan ketinggian antara 20-140 sentimeter yaitu Kecamatan Serang Baru, Cikarang Utara, Sukatani, Cikarang Selatan, Cikarang Barat, Karangbahagia, dan Cibitung.
“Total warga terdampak dari tujuh kecamatan sejumlah 3.548 jiwa. Warga mengungsi terdata 712 KK atau 1.382 jiwa tersebar di beberapa titik pengungsian antara lain Kampung Blokang 272 KK, Perumahan Taman Bali Kahuripan Desa Sukahurip 150 KK, Lapangan Jabon 210 KK, dan TPQ Fadlulloh 80 KK,” terang Muhari.
Sedangkan pada Ahad (2/11/2025), genangan air di enam kecamatan terpantau telah surut, sementara genangan di Kecamatan Sukatani berangsur surut.
“BPBD Kabupaten Bekasi berkoordinasi dengan aparat desa setempat guna melakukan pendataan dan melakukan penyedotan genangan air di lokasi terdampa,” ujar Muhari.
Bendungan CBL Jebol
Bendungan Cikarang Bekasi Laut (CBL) jebol pada Sabtu malam (1/11/2025), mengakibatkan kawasan Perumahan Baghasasi, Desa Sukarukun, terendam air dengan ketinggian mencapai satu meter.
Personel Satuan Samapta Polres Metro Bekasi bersama Tim SAR Brimob Den-D diterjunkan ke lokasi sejak pukul 20.00 WIB untuk membantu warga yang terjebak banjir. Tim gabungan dipimpin oleh IPTU Untung Purwoko, didampingi AKP Sugito dari Brimob Den-D dan Brigpol Mysumbi dari Sie Humas Polres Metro Bekasi.
Dalam proses evakuasi, petugas berhasil mengevakuasi sejumlah warga, termasuk seorang lansia yang sedang sakit dan terjebak di dalam rumahnya. Korban berhasil dibawa menuju titik aman di gerbang utama perumahan.
“Keselamatan warga adalah prioritas kami. Personel akan terus berjaga hingga situasi benar-benar aman. Kami juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi banjir susulan,” kata Kapolres Metro Bekasi Kombes Pol Mustofa.
Perkuat Kesiapsiagaan Banjir
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Barat, H. Syahrir, SE., M.IPol, kembali mengingatkan Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi dan Kabupaten/Kota serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Jawa Barat untuk memperkuat Kesiapsiagaan bencana banjir, dan pertolongan kepada masyarakat, dengan langkah antisipatif agar bencana banjir dan longsor tidak sampai menimbulkan korban jiwa atau zero victim.
“Target utama dari kesiapsiagaan BPBD dan Pemda bukan hanya penanganan setelah bencana, tetapi bagaimana zero victim (nol korban jiwa) dapat tercapai,” kata Syahrir saat dikonfirmasi awak media,, Senin (3/11/2015)
Syahrir menegaskan, indikator keberhasilan paling penting dalam penanggulangan bencana hidrometeorologi adalah tidak adanya jatuh korban jiwa.
Karena itu lanjut Syahrir, BPBD dan Pemda harus memperkuat koordinasi dan sosialiasi kepada masyarakat yang berpotensi rawan banjir.
“Apalagi jebolnya Bendungan CBL mengindikasikan banjir semakin mengkhawatirkan. Termasuk wilayah yang berlangganan banjir maupun rawan tanah longsor harus lebih diefektifkan pelindungan terhadap masyarakat,” ungkap Syahrir.
Sebelumnya, Syahrir meminta BPBD dan Pemda untuk lebih intensif mengedukasi masyarakat, terutama yang tinggal di zona merah longsor dan banjir, agar memiliki kesadaran dan kemampuan evakuasi mandiri.
Syahrir juga mengimbau masyarakat untuk siaga menghadapi potensi banjir, Syahrir menekankan langkah antisipatif agar bencana banjir dan longsor tidak sampai menimbulkan korban jiwa.
Anggota Komisi I DPRD Jabar ini kembali menekankan pentingnya kesiapsiagaan BPBD dan Pemda memprioritaskan langkah-langkah preventif untuk mengurangi dampak banjir serta mencegah jatuhnya korban jiwa.
Menyikapi potensi bahaya hidrometeorologi pada musim hujan saat ini, Syahrir, me-warning BPBD, Pemda dan masyarakat untuk selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem.
“Masyarakat perlu tahu kondisi daerahnya. Kesiapsiagaan individu, seperti menyiapkan tas siaga bencana, dan kesadaran lingkungan, seperti tidak membuang sampah, adalah bagian dari upaya bersama untuk melindungi diri dari risiko korban jiwa,” kata Syahrir. [amh]

