posbekasi.com

Pameran Tunggal Prof. CDL ‘Sayap Patah’ Refleksi Persatuan Bangsa dan Harmoni Kehidupan

Lukisan dan pahatan pameran tunggal ‘Sayap Patah’ karya Prof. CDL, di Galeri Pusat Kebudayaan, Jalan Naripan No. 9 Kota Bandung, pada 3 – 10 September 2023. [Posbekasi.com /Istimewa]

posBEKASI.com | BANDUNG – Pameran tunggal Kasespim Lemdiklat Polri Irjen Pol Prof. Dr. Chryshnanda Dwilaksana, M.Si, bertajuk ‘Sayap Patah’ menampilkan 345 karya lukisan dan 38 karya pahatan digelar di Galeri Pusat Kebudayaan, Jalan Naripan No. 9 Kota Bandung, dibuka untuk umum mulai 3 – 10 September 2023.

Prof. Chrysnanda Dwilaksana yang akrap disapa Prof. CDL telah menghasilkan ribuan lukisan sejak duduk di bangku sekolah tidak pernah berhenti hingga menyandang jenderal bintang dua, menjelaskan karya karya yang dipamerkan merupakan suatu refleksi atas situasi dan kondisi yang terjadi sekarang. Di mana kita semua harus tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dan harmoni maka hidup dan kehidupan ini bisa mendukung produktivitas.

“Sayap-sayap patah analogi ketidakharmonian, berujung kebencian yang menjadi kejahatan dan anti kemanusiaan. Bagaimana sayap patah akan terbang sempurna, tatkala sarat primodialisme. Di sana sini sarat trik dan intrik untuk kepentingan pribadi dan kroni,” jelas Prof. CDL.

Prof. CDL yang akrab dengan berbagai komunitas pecinta seni, budayawan, dan tokoh tokoh pelukis di tanah air, telah beberapa kali menggelar pameran diberbagai kota di tanah air.

Lukisan dan pahatan pameran tunggal ‘Sayap Patah’ karya Prof. CDL, di Galeri Pusat Kebudayaan, Jalan Naripan No. 9 Kota Bandung, pada 3 – 10 September 2023. [Posbekasi.com /Istimewa]

Kurator pameran ‘Sayap Patah’, Isa Perkasa mengatakan saat Prof. CDL menyodorkan soal tema pameran, ia langsung menyambut baik keinginan tersebut. Dan tema yang diangkat juga bertepatan dengan semakin dekatnya tahun politik yang mana menjadi bagian penting karena mengangkat soal isu persatuan dan kesatuan bangsa.

“Saya lihat jangan sampai terjadi seperti (kemarin) ini, jangan sampai politik identitas dipakai lagi. Karena dampaknya ada bom bunuh diri,” kata Isa.

Isa menuturkan, sosok Prof. CDL merupakan seseorang yang produktif. Dia tengah kesibukannya dalam bertugas, tetapi beliau tetap meluangkan sedikit waktunya untuk berkarya.

“Beliau luar biasa produktifnya jadi hiperproduktif. Di tengah kesibukannya sebagai Polisi dan Rektor Sespim yang sibuk sekali dapat menginspirasi kita, saya juga sebagai seniman tidak seproduktif itu,” tutupnya. [amh]

BEKASI TOP