posbekasi.com

Ketua Badko HMI Jabar: Jawa Barat Patut Jadi Contoh Provinsi di Indonesia

 

Pelantikan Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (Badko HMI) Jawa Barat periode 2021-2023, di Graha HMI Bandung, Jalan Sabang 17, Kota Bandung, Sabtu 26 Maret 2022. [Posbekasi.com / Foto: Bahari Hidayat – Kader HMI Komisariat ISIP UNPAS]
POSBEKASI.com | BANDUNG – Pengurus Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (Badko HMI) Jawa Barat periode 2021-2023 resmi dilantik, disaksikan sekitar 80 orang termasuk Kohati Badko HMI Jabar. Posesi pelantikan Ketua Badko Firman Nasution, SH, dan Ketua Kohati Badko Siti Nurhayati Barsasmy, S.IP, beserta jajaran pengurus Badko HMI Jabar, mengusung tema ‘Menjadi Jembatan Kesenjangan Kader Menuju Indonesia Emas 2045’, dihadiri Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, dan Ketua Umum PB HMI (1990–1992) Ferry Musyidan Baldan, maupun dari berbagai organisasi lainnya, di Graha HMI Bandung, Jalan Sabang 17, Kota Bandung, Sabtu 26 Maret 2022.

Ketua Umum Badko HMI Jabar, Firman Nasution, menuturkan beberapa program ke depan setelah berlangsungnya pelantikan pengurus baik jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek yang sesuai dengan tema pelantikan Badko HMI.

“Alhamdulillah, pelantikan Badko dan Kohati Badko Jawa Barat periode 2021-2023 telah terlaksana. Pelantikan ini InsyaAllah menjadi gerbang perjuangan bagi kami seluruh pengurus atas beberapa target, target jangka panjang dari kepengurusan ini adalah mewujudkan visi besar HMI dan target jangka menengahnya sesuai dengan tema yang diambil dalam prosesi pelantikan ini,” kata Firman Nasution saat menyampaikan sambutan perdananya.

Lebih lanjut Firman Nasution menambahkan target jangka pendeknya bersumbangsih bagi peran positif Indonesia dalam kancah Internasional serta Jawa Barat dalam kancah Nasional. Hal ini di lihat masih banyaknya persoalan yang perlu menjadi catatan dalam lingkup internasional seperti masalah perekonomian di negara berkembang atau permasalahan kemanusian diberbagai negara misalnya, Palestina, Ukraina, Myanmar, Uighhur dan lainnya.

“Saya berharap nantinya Badko HMI Jabar akan membuat suatu program kerja yang dapat menjadi rekomendasi bagi pemerintah Indonesia dalam mengambil peran pada pergaulan internasional tersebut. Dalam kancah Nasional kami melihat isu intoleransi perlu menjadi catatan di Indonesia. Jawa Barat adalah provinsi yang patut menjadi contoh bagi Indonesia dalam menanggapi perbedaan. InsyaAllah nantinya Badko Jabar akan merekomendasikan rancangan undang-undang tentang perlindungan kaum minoritas dan harapannya undang-undang ini akan menjadi jalan bagi Indonesia untuk lebih kuat lagi dalam memengang semboyan Bhinneka Tunggal Ika,” ungkap Firman Nasution.

Firman Nasution menjelaskan terkait Jawa Barat dalam lima belas tahun terakhir jumlah siswa pada jenjang SD, SMP dan SMA mengalami kurva yang cukup menurun, tentu saja perlu adanya percepatan pendidikan seperti Paket C untuk mendongkrak kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Jawa Barat.

“Organisasi HMI yang tersebar di Jawa Barat memiliki banyak sumber daya berbasis keguruan, dan nantinya akan menjadi salah satu perangkat untuk membantu Pemprov Jabar dalam mendongkrak kualitas sumber daya manusia,” pungkasnya.

Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) 2014 – 2016, Ferry Mursyidan Baldan, memandang banyak dukungan dalam pelantikan Badko HMI Jabar karena dihadiri Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam
(PB HMI), Ketua Umum Kohati PB HMI, Ketua Umum selingkup Bandung dari berbagai organisasi, senior maupun alumni HMI dari Jawa Barat, apalagi dengan tema pelantikannya refresentatip.

“Saya kira, itu kesadaran bahwa kita harus menjadi energi positif untuk Indonesia Emas. Jadi, ketika mencanangkan tema tersebut kita harus tau mengelaborasi bagaimana Indonesia Emas dan apa peran yang kita lakukan. Jadi, jangan nanti ada kegiatan yang sebentulnya bertolak belakang dengan upaya pencapaian Indonesia Emas,” kata Ketua Umum Badko HMI Jawa Barat periode 1998 -1990.

Ferry Mursyidan Baldan juga menyampaikan harapan maupun program ke depan untuk Badko HMI Jabar.

“Yang paling penting itu komunikasi dan silaturahmi. Semua hal dalam dinamika keorganisasian itu selama ini, itu macet karena komunikasinya tidak berjalan. Jadi, hidupkanlah, lalu intensifkan sekalipun kita berbeda. Point saya adalah dikomunikasikan,” ucap Ketua Umum Senat Mahasiswa Fisip Universitas Padjajaran periode 1985-1986.

Di tempat yang sama, Ketua Umum Kohati PB HMI, Umiroh Fauziah, menyatakan Badko dan Kohati Badko merupakan perpanjangan dari PB HMI dan Kohati PB HMI untuk memaksimalkan fungsi-fungsi Pengurus Besar HMI yang tidak mungkin dapat menyeluruh di wilayah masing-masing khususnya wilayah Jawa Barat.

“Mudah-mudahan dari Kohati Badko sendiri juga bisa mengimplikasikan program-program yang memang sedang Kohati PB HMI laksanakan dan sehingga menjadi program-program terunan dan teman-teman bisa laksanakan secara maksimal di setiap cabang. Karena posisi Kohati Badko tentu sangat penting sekali bagaimana mengkoordinasikan 15 cabang di Jawa Barat. Tentu bukan pekerjaan yang mudah dari ujung timur sampai selatan,” kata Umiroh Fauziah.

Dikatakan Umiroh Fauziah, Jawa Barat salah satu Badko yang sangat progress dalam pengkaderan.

“Mudah-mudahan tetap konsisten salah satu hadirnya Kohati Badko turut serta merekrut kader, dan mengawal kembali beberapa cabang yang bermasalah khususnya Kohati. Mudah-mudahan di periodesasi Badko Kohati yang sekarang bisa dimaksimalkan begitu, karena tentu melihat territorial sangat jauh dari
pusat ibukota, itu perlu sentuhan lebih besar lagi dari teman-teman Kohati Badko,” tuturnya.[*]

Penulis : Zakiana Fadhila Matondang (Ketua Umum HMI Komisariat ISIP UNPAS)

BEKASI TOP