Pasalnya, perhelatan tersebut sukses meraih gelar pemecahan rekor dunia atas persembahan tarian Jipeng terbanyak yakni 5.113 peserta. Hal itu akan mendorong masyarakat untuk mempertahankan kebudayaan lokal.
Anggota Komisi V DPRD Provinsi Jawa Barat, Sahromi mengatakan, prestasi yang gemilang bukan hanya dalam aspek perlombaan saja. Memelihara atau melestarikan budaya yang sarat dengan nilai filosofis untuk diperkenalkan dimata internasional pun termasuk salah satu prestasi yang membanggakan.
“Upaya-upaya seperti inilah yang harus kita dorong untuk terus diselenggarakan bahkan kemeriahan dan kearifan budaya lokalnya harus ditingkatkan lagi,” ujar Sahromi seusai mengikuti pembukaan Ciletuh-Pelabuhan Ratu Unesco Global Geopark Festival Ke-4 di Lapangan Panenjoan, Desa Taman Jaya, Kecamatan Ciemas, Ciletuh, Kabupaten Sukabumi, Sabtu 13 Oktober 2018.
Dia menambahkan, dalam hal ini kesenian dan kebudayaan berkaitan erat dengan perilaku masyarakat. Terlebih di Jawa Barat, kebudayaan-kebudayaan lokalnya memiliki ciri jkhas masing-masing. Festival serupa harus terus digaungkan sebagai upaya mempertahankan nilainilai kebudayaan yang ada di tanah pasundan ini.
“Bulan lalu ada festival Jatigede, kegiatan seperti inilah yang harus menjadi prioritas juga, untuk mempertahankan budaya, rek saha deui lamun lain ku urang, termasuk festival Ciletuh ini,” katanya.
Namun, lanjut politisi Demokrat tersebut, perlu sinergitas antara pemerintah dengan stakeholder yang sama-sama memiliki tujuan untuk melestarikan budaya lokal khususnya di Jawa Barat.
KLIK : Sejarah DPRD Provinsi Jawa Barat [selesai]
Pasalnya, ditengah tantangan zaman seperti saat ini tidak jarang atau bahkan sudah tergeser budaya lokal dengan masuknya budaya asing. Secara tidak langsung kearifan budaya lokalpun akan tergerus perkembangan zaman.
“Karena itu untuk ngamumule budaya ini perlu penyamaan visi dan misi bersama,” tandas Sahromi.
Selain itu, antusiasme dan kemeriahan tercipta di pembukaan Festival Geopark Ciletuh 2018. Pemicunya adalah pemecahan rekor dunia Tari Jipeng terbanyak.
Tercatat 5853 penari ambil bagian dalam pemecahan rekor dunia versi Record Holder Republic (RHR). Tari Jipeng dengan peserta terbanyak ini tercatat dalam kategori art and culture RHR.
Para peserta ini membawakan Tari Jipeng selama 10 menit. Peserta pemecah rekor ini terdiri dari beragam latar belakang. Ada pelajar, mahasiswa, hingga ke pejabat pemerintahan.
Bupati Sukabumi Marwan Hamami, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Barat Ida Hernida, Wakil Menteri Sekretaris Kabinet Ratin Nurdianti, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi H Dana Budiman, juga trcatat sebagai peserta pemecah rekor.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Barat Ida Hernida, mengatakan tahun ini Festival Geopark Ciletuh lebih banyak menyajikan wisata adventure. Selain itu, budaya Sunda yang disajikan dalam Festival Geopark Ciletuh sangat kental. Sebelum pembukaan hingga pemecahan rekor Tari Jipeng, nuansa Sunda ditampilkan dengan ciamik.
“Kegiatannya sangat padat. Karena ada 12 event yang digelar. Sebagian besar adalah event adventure. Dan ini sekaligus memperkenalkan dan memperlihatkan keindahan Ciletuh kepada pengunjung,” papar Ida.
Vice President RHR Lia Mutisari di Lapangan Paninjoan, Geopark Ciletuh, Sukabumi. Awalnya, RHR mencatat jumlah peserta sebanyak 5113 peserta. Namun junlah itu bertambah saat para penari mulai beraksi.
“Kita menyertakan mereka semua menjadi bagian dari peserta pemecah rekor, termasuk yang spontan masuk saat tarian dimulai, dan tariannya aktif hingga selesai, ” katanya.
Para peserta ini membawakan Tari Jipeng selama 10 menit. Peserta pemecah rekor ini terdiri dari beragam latar belakang. Ada pelajar, mahasiswa, hingga ke pejabat pemerintahan.
Bupati Sukabumi Marwan Hamami, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Barat Ida Hernida, Wakil Menteri Sekretaris Kabinet Ratin Nurdianti, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi H Dana Budiman, juga tercatat sebagai peserta pemecah rekor.
Menurut Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Pariwisata Dadang Rizki Ratman, Geopark Ciletuh sangat luar biasa.
“Ini geopark yang luar biasa dan telah masuk dalam 100 Calendar of Event Kementerian Pariwisata. Dan mudah-mudahan bisa masuk kembali ke Calendar of Event 2019. Tapi saya yakin bisa, karena yang sidah ditampilkan luar biasa,” kata Dadang yang hadir mewakili Menteri Pariwisata.
Dijelaskan Dadang, ada beberapa alasan mengapa festival ini masuk dalam Calendar od Event Kementerian Pariwisata. “Yang pertama adalah statusnya. Ciletuh sudah ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark. Yang artinya nilainya sangat tinggi,” terangnya.
Yang kedua adalah budaya Sunda yang disajikan. Festival Geopark Ciletuh sangat kental dengan budaya Sunda. Sebelum pembukaan hingga pemecahan rekor Tari Jipeng, nuansa Sunda ditampilkan dengan ciamik.
“Kekayaan ini tidak terbantahkan. Dan inilah yang membuat Festival Geopark Ciletuh masuk CoE,” tutur Dadang.[REL/POB]