Hal itu dikatakan Wahyurianto warga Kranji, dimana ia siap mengajak saudara dan rekan-rekannya untuk mendukung politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Nur Supriyanto atau yang akrab disapa NSP itu.
“Siap kami dukung NSP untuk menjadi orang nomor satu di Kota Bekasi ini. Tapi kami juga minta tidak melukai hati warga. Karena itu kami minta komitmennya hanya satu saja, tidak menghianati hati kami. Syaratnya itu saja,” kata Wahyurianto saat berbincang-bincang masalah Pilkada Kota Bekasi dengan posbekasi.com, Selasa 4 Juli 2017.
Dikatakannya, melukai hati adalah suatu hal yang sangat prinsipil bagi pribadi seseorang, bila terluka maka tak akan ada nama orang tersebut di hati lagi.
“Begitulah warga bila sudah terluka pada sosok pemimpin maka jangan harap warga akan memilihnya,” ucapnya.
Luka hati bukan saja karena didustai atau melenceng dari janji saat kampanye tetapi juga tingkah laku maupun tindakan pemimpin yang tidak mencerminkan pengayoman pada warganya.
Selain itu juga menutup mata, telinga bahkan hati ketika berbicara kepentingan warga. Seperti, bagaimana melayani birokrasi dengan cepat, tepat, akurat bahkan memangkas atau menghilangkan biaya siluman yang menjadi ajang pungli aparat.
Termasuk infrastruktur, pembangunan semata-mata untuk kepentingan warga bukan politik, mengutamakan pembangunan yang dibutuhkan rakyat bukan dibutuhkan pejabat atau kelompoknya.
“Ini yang lebih parah, sampai menutup hati pada warga, padahal menjadi pemimpin karena suara warga tetapi setelah duduk hanya mementingkan keluarga dan kelompoknya,” tutupnya.[RIK]