posBEKASI.com | JAKARTA – Survei Poltracking menyatakan elektabilitas Partai Gerindra di Jawa Barat berada di posisi puncak mengalahkan PDIP. Sementara, Partai Demokrat hingga PPP berada di posisi di bawah angka 4 persen menjelang Pemilu 2024.
Berdasarkan hasil survei itu elektabilitas Gerindra berada di angka 21,2 persen. PDIP berada di urutan kedua dengan elektabilitas 17,6 persen dan urutan ketiga diisi Gollar dengan 8,2 persen.
“Di Jawa Barat Gerindra masih kuat di angka 21,2 persen. PDIP 17,6 persen partai lain di bawah 10 persen. Ada Golkar 8,2 persen, NasDem 7,4 persen, PKS 7,3 persen, PKB 6,7 persen, PAN 6,5 persen,” kata Direktur Riset Poltracking Indonesia Arya Budi dalam konferensi pers secara daring, Selasa (10/10/2023).
Menurut Arya, tingginya elektabilitas Partai Gerindra di Jawa Barat karena pengaruh nama Prabowo Subianto yang begitu kuat.
“Ini bisa jadi linier juga ada nama Prabowo di sana yang sangat kuat,” ucapnya.
Sementara Partai Demokrat, PPP, Perindo dan PSI diprediksi tak lolos ke parlemen lantaran elektabilitas keempat partai berada di bawah ambang batas parlemen (parliamentary threshold) yakni sebesar empat persen.
“Demokrat 3,9 persen, PPP 2,4 persen, Perindo 1,3 persen, PSI 1,0 persen dan beberapa partai lain di bawah 1 persen,” ujar Arya.
Poltracking melibatkan 1.000 orang responden dalam survei yang digelar 25 September-1 Oktober 2023. Survei ini memiliki margin of error survei +/-3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Lembaga Survei Indonesia (LSI) juga mencatat PPP menjadi satu-satunya partai politik di Senayan saat ini yang diprediksi tak lolos ke parlemen di Pemilu 2024.
Berdasarkan survei LSI pada September 2023, elektabilitas PPP hanya 2,4 persen. Selain PPP, parpol yang diprediksi tak lolos ke parlemen adalah Perindo dengan 2,6 persen, PSI 1,1 persen, dan Partai Ummat 1 persen
Survei Indikator Politik Indonesia pada 25 Agustus-3 September juga menyatakan PPP, Perindo, dan PSI tak lolos ke parlemen.
Dari hasil survei terbaru Indikator kategori partai papan bawah, ada PPP yang menduduki posisi kesembilan dengan 2,4 persen. Lalu disusul Perindo dengan 1,9 persen dan PSI dengan 0,8 persen. [cnn]