Lahan seluas 2000 m2 bekas kontrakan yang sudah 20 tahun tidak terpakai dipinjam pakaikan oleh pemiliknya untuk dimanfaatkan Karang Taruna sebagai tempat pembuatan kompos cair organik dari limbah rumah tangga dengan sistem komposter anaerob.
Pembuatan kompos cair organik ini menggunakan media drum kapasitas 160 litter dengan memanfaatkan limbah rumah tangga, seperti bekas nasi kotor, tulang ikan/ayam, potongan sayur mayor, dan daun-daunan maupun ilalang.
Perjuangan dan kerjasama anggota Karang Taruna yang solid dan konsistensi dalam kurun waktu dua bulan mulai pemberisihan lahan, pemasangan atap, pagar pembatas sampai pasokan listrik, menghasilkan produksi kompos cair organik.
Hasil produksi kompos cair organik itu dikemas dalam botol 600 mililitter dengan harga bandrol Rp10.000.
“Untuk pemasarannya, dilakukan secara simultan antar anggota, bahkan konsumen mulai berdatangan langsung untuk memasan pupuk cair organik buatan,” kata Ketua Karang Taruna RW05, Ahmadi kepada Posbekasi.com, Selasa (16/7/2019).
Menurutnya, dari hasil penjualan dibagi dengan anggota sebagai apresiasi jasa produksi. “Sebagian besarnya digunakan untuk produksi secara masal untuk kepentingan dan kemajuan usaha kompos cair limbah ini,” terangnya.
Sementara, Wakil Karang Taruna RW05, Irfan menambahkan kreatifitas dan penciptaan lapangan kerja ini sebagai upaya membantu pemerintah mengatasi masalah-masalah sosial masyarakat.
“Prinsipnya memngarahkan pemuda untuk kreatif dan produktif, serta inovatif dalam karya nyata untuk mengatasi pengangguran,” ucap Irfan.
Irfan berharap Pemkot Bekasi dapat membantu usaha yang dibangun secara gotong royong oleh anggota Karang Taruna dapat memfasilitasi dan menambah modal alat untuk kemajuan usaha produksinya.
“Jika Pemkot Bekasi turun tangan membantu dengan memfasilitasi kebutuhan usaha ini, kami percaya akan lebih cepat berkembang dan maju. Dan kami siap memotori usaha ini untuk seluruh Karang Taruna di Kota Bekasi,” pungkasnya.{RIK/POB]