posbekasi.com

Ganjil Genap dan Manajemen Lalu Lintas

Ganjil genap diberlukakan.[DOK]
POSBEKASI.COM – Lalu lintas sebagai urat nadi kehidupan, maka lalu lintas yang ideal adalah adanya, keamanan, keselamatan, ketertertiban dan kelancaran.

Tatkala terjadi kesemrawutan, kemacetan bahkan kecelakaan, maka diperlukan adanya manajemen lalu lintas.

Mengupas manajemen tentu membahas pekerjaan di dalam institusi maupun di dalam masyarakat itu sendiri.

Memanage lalu lintas diperlukan adanya:

  1. Model dan pola penanganan touble spot dan black spot secara virtual maupun aktual. Dalam model virtual tentu ada back office, aplication dan networknya yang digunakan untuk menghubungkan/meng online kan secara elektronik. Maknaya, diperlukan adanya sistem pemetaan baik untuk wilayah, permasalahan maupun potensi-potensinya. Disinilah perlunya sistem peta digital untk menjdi acuan pedoman informasi komunikasi dan solusi. Aplikasi untuk mengendalikan pengguna jalan dan kendaraam akan menjadi sangat penting agar ada kemampuan mengawasi dan mengendalikan bahkan menegakkan hukum bila melanggar. Konsep aplikasi ini yang boleh dinamakan atau dipahami sebagai ERI (electronic, registration and identification). Program-program catatan perilaku berlalu lintas (traffic attitilude record) maupun de merit point system. Disinilah program e-tilang akan dapat diimplementasikan dengan cepat, tepat, akurat, transparan akuntabel, informatif dan mudah mengaksesnya. Selain itu juga dapat digunakan untuk program ERP (electronic, road, pricing); ETC (elevtronic, toll, collecting); e-Parking, e-Samsat, e-Bbanking dan program-program elektronik lainnya. Ini semua akan digerakkan dan dikendalikan secara informatif, komunikatif dan solutif melalui intan (intellegence traffic analysis syatem) dan terpusat pada NTMC (national trafgic management system).
  2. Program penjagaan dan pengaturan pada jam-jam tertentu dalam skala prioritas yang dihitung dari tingkat kepadatan arus (traffic account). Dan penyiapan jalur-jalur alternatif sebagai solusi maupun penanganan secara berkala, buka tutup sehingga dapat diprediksi dan ada solusi seperti contra flow, dan sebagainya.
  3. Penyediaan kantong-kantong parkir dan sistem interchange antar moda transportasi angkutan umum yang representatif (aman, nyaman, tepat waktu, selamat sampai tujuan).
  4. Political will memihak pada sistem-sistem modernisasi manajemen lalu lintas.
  5. Membangun tim transformasi sebagai tim manajemen dan tim kendali mutu sebagai wadah representatif yang merupakan soft power bagi kebijakan publik.

Pengambilan keputusan manajemen lalu lintas dengan cara mengatur ganjil genap selain terlalu sederhana cara berfikirnya tentu bukan solusi tepat yang diterima semua pihak.

Ganjil genap boleh dikatakan penyelesaian masalah dengan masalah baru.[Dirkamsel Korlantas Polri, Brigjen Pol Cryshnanda Dwilaksana]

BEKASI TOP