posbekasi.com

Pilpres 2019, Ijtima Ulama II Tetapkan Prabowo-Sandi

Ketua Umum GNPF Ulama, Ustaz Yusuf Muhammad Martak, Prabowo Subianto dan Zulkifli Hasan usai menandatangani fakta integritas yang dihasilkan Ijtima’ Ulama, di Jakarta, Ahad (16/9).[republika]
JAKARTA | POSBEKASI.COM – Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama baru saja menyelesaikan Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional II di Hotel Grand Cempaka pada Ahad (16/9). Sidang pleno I Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional II memutuskan dan menetapkan empat hal.

Ketua Organizing Committe Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional II, Ustaz Dani Anwar menyampaikan, pertama, menetapkan Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada pemilihan presiden tahun 2019. Kedua, menetapkan Sandiaga Salahuddin Uno sebagai calon wakil presidennya.

“Ketiga, mengikat seluruh peserta Ijtima’ Ulama dan Tokoh Nasional II untuk memberikan dukungan kepada calon presiden dan wakil presiden yang direkomendasikan dalam surat keputusan ini,” kata Ustaz Dani melalui keterangan tertulis kepada Republika di Hotel Grand Cempaka, Ahad (16/9).

Ustaz Dani yang juga Ketua Sidang Pleno I Ijtima’ Ulama dan Tokoh Nasional II menyampaikan, keempat menetapkan, mewajibkan peserta Ijtima’ Ulama untuk mensosialisasikan hasil rekomendasi ini kepada seluruh umat Islam. Selain itu, Ijtima’ Ulama dan Tokoh Nasional II juga menghasilkan 17 poin fakta integritas calon presiden dan wakil presiden.

KLIK : Tidak Pede! Caleg di Medos Sertakan Foto Walikota Bekasi

KLIK : KPK Ingatkan Tak Salah Pilih Caleg

Sebelumnya, Ketua Umum GNPF Ulama, Ustaz Yusuf Muhammad Martak mengatakan, berkat bantuan Allah SWT, sudah terbukti saat pemilihan kepala daerah (pilkada) DKI Jakarta bagaimana kerja GNPF di luar mekanisme partai. Hal tersebut tidak lepas dari bantuan Allah SWT.

“Jadi kita menghadapi kompetisi harus yakin bantuan Allah SWT akan diberikan kepada kita,” kata Ustaz Yusuf di Hotel Grand Cempaka, Ahad (16/9).

Terkait apa yang akan dilakukan GNPF dalam memberikan dukungan, dia menjelaskan, GNPF hanya memberikan rekomendasi sebagai dukungan. Tapi apabila pasangan calon membutuhkan dukungan dari GNPF, maka GNPF beserta seluruh sayap juangnya di daerah-daerah akan memberikan dukungan.

Ia menegaskan, jadi ingin meluruskan, jangan menganggap GNPF yang tadinya pejuang ulama menjadi pejuang politik. Jika GNPF dianggap sebagai pejuang politik, menurutnya, itu salah besar karena tidak ada indikasi ke arah sana. Namun di dalam perjuangan ini ternyata dihadapan GNPF sudah masuk waktu Pilpres 2019.[]

 

Sumber: Republika

BEKASI TOP